Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan November 2021

Ringkasan :

Pemulihan ekonomi global terus menunjukkan keberlanjutan. Namun, kecepatan pemulihan antar negara mauun antar sektor bervariasi. Di tengah pemulihan, dunia harus kembali menghadapi varian Covid-19 baru, Omicron, yang saat ini masih dalam penelitian WHO. Selain itu, pelaku pasar keuangan juga tengah bersiaga menghadapi rencana tapering-off The Fed yang akan segera dilaksanakan, serta kenaikan Fed Fund Rate setelahnya jika inflasi masih terus bergerak naik. Selain Amerika Serikat, inflasi juga menjadi perhatian berbagai negara, terutama negara di Eropa. Salah satu yang menyebabkan percepatan laju inflasi adalah harga komoditas yang didorong baik dari sisi permintaan yang meningkat maupun penawaran yang masih belum pulih. Di sisi lain, peningkatan harga komoditas internasional masih menjadi penopang kinerja ekspor Indonesia yang kembali mencatat nilai tertinggi. Meski begitu, peningkatan impor kali ini lebih tinggi dibandingkan ekspor sehingga surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan November mengalami penurunan. Selebihnya, perkembangan ekonomi domestik Indonesia dinilai cukup stabil dengan permintaan yang menguat dan ekspansi industri yang terus berjalan.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Oktober 2021

Ringkasan :

Sejalan dengan pemulihan aktivitas ekonomi global, permintaan terus mengalami peningkatan. Namun, peningkatan produksi belum mampu mengimbangi kecepatan pertumbuhan permintaan. Selain itu, gangguan rantai pasok terus berlanjut yang menyebabkan inflasi di berbagai negara, terutama negara-negara utama. Harga komoditas energi menjadi salah satu yang mengalami lonjakan harga tertinggi pada bulan Oktober. Di sisi lain, kondisi tersebut mendorong kinerja neraca perdagangan barang Indonesia yang kembali surplus untuk yang ke-18 kali secara berturut-turut. Kinerja ekspor Indonesia masih kuat sementara impor cenderung tertahan sejalan dengan penurunan impor barang konsumsi. Sementara impor barang modal dan bahan baku masih tumbuh seiring dengan aktivitas industri yang ekspansif. Kondisi ekonomi domestik pada bulan Oktober semakin membaik seiring pelonggaran PPKM dan peningkatan mobilitas. Inflasi MtM kembali tumbuh meskipun masih cenderung rendah. Nilai tukar rupiah juga menguat dibandingkan posisi akhir bulan lalu.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan September 2021

Ringkasan :

Negara di kawasan Eropa tengah menghadapi tekanan inflasi yang kian meningkat. Di sisi lain, sebagian besar negara masih menahan tingkat suku bunga acuan. ECB, BoE, dan The Fed mempertahankan suku bunga pada level terendah, masing-masing pada level 0,0 persen, 0,1 persen, dan 0,0-0,25 persen. Selain keputusan tapering The Fed, ketidakpastian keuangan global juga berpotensi dipengaruhi oleh krisis keuangan China Evergrande Group. Kondisi tersebut berdampak pada nilai tukar rupiah yang cenderung bergerak melemah pada bulan September. Sejalan dengan pelonggaran PPKM, aktivitas sektor manufaktur kembali pulih yang ditunjukkan oleh nilai PMI Manufacturing yang berada di zona ekspansif. Namun, permintaan masyarakat masih belum pulih yang ditunjukkan oleh deflasi yang terjadi pada bulan September terutama disebabkan oleh turunnya harga-harga komoditas makanan. Neraca perdagangan barang Indonesia pada bulan September kembali surplus meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya akibat turunnya nilai ekspor dan impor.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Agustus 2021

Ringkasan :

Harga komoditas global pada bulan Agustus bergerak variatif, harga minyak mentah turun, beberapa komoditas logam dan mineral juga turun, sementara sebagian harga komoditas pertanian tertahan. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ketidakpstian ekonomi yang meningkat sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara. Menghadapi kondisi tersebut, IMF menambah alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang diberikan kepada negara anggotanya sesuai dengan proporsi alokasi. Suntikan tersebut meningkatkan cadangan devisa Indonesia pada bulan Agustus hingga 5,4 persen (MtM). Di tengah pemulihan perdagangan internasional, kinerja neraca perdagangan Indonesia juga terus melanjutkan perbaikan ekspor maupun impor hingga terjadi surplus mencapai USD4,7 miliar, jauh lebih tinggi bahkan dibandingkan level prapandemi. Peningkatan impor untuk kebutuhan industri juga terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, indeks PMI Indonesia pada bulan Agustus mengalami perbaikan meskipun masih berada di zona kontraksi. Sementara itu, inflasi masih cenderung rendah yang pada bulan ini didorong oleh kenaikan pada biaya pendidikan sejalan dengan tahun ajaran baru.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Juli 2021

Ringkasan :

PPKM Darurat yang diberlakukan sepanjang bulan Juli menurunkan aktivitas masyarakat di luar rumah, kecuali di tempat belanja kebutuhan sehari-hari. Kebijakan tersebut juga berdampak pada kinerja manufaktur yang kembali terkontraksi, penjualan mobil turun, dan deflasi pada kelompok transportasi. Sementara itu, kinerja ekspor dan impor mengalami penurunan meskipun neraca perdagangan masih surplus. Cadangan devisa secara nominal mengalami peningkatan namun jika dikonversi dalam impor dan pembayaran utang, posisinya turun menjadi 8,6 bulan impor. Sejalan dengan kondisi tersebut serta peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia, proyeksi pertumbuhan Indonesia tahun 2021 mengalami koreksi ke bawah. Sementara itu, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2021 rebound 7,1 persen (YoY) yang dipengaruhi oleh low base effect.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Juni 2021

Ringkasan :

Ringkasan:

Pada akhir triwulan II, terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang kian tinggi di Indonesia. Tingkat keterisian fasilitas kesehatan di beberapa daerah telah mencapai 90 persen. Kondisi tersebut berpotensi menekan pemulihan ekonomi. Seiring dengan peningkatan kasus, ekspansi sektor manufaktur melambat akibat turunnya permintaan baru dan permintaan ekspor. Perkembangan harga di pasar domestik mengalami deflasi yang dipengaruhi oleh penurunan permintaan pasca Ramadan dan Idul Fitri. Nilai tukar rupiah sepanjang bulan Juni melemah, cadangan devisa pun menurun. Namun, neraca perdagangan bulan Juni tetap surplus meskipun lebih kecil dari bulan sebelumnya. Sementara itu, persentase penduduk miskin per Maret 2021 sebesar 10,1 persen, meningkat dibandingkan Maret 2020. Di sisi lain, ketimpangan semakin melebar dibandingkan kondisi pada periode yang sama tahun 2020.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Mei 2021

Ringkasan :

Ringkasan:

Penyebaran Covid-19 strain baru semakin meluas, kini semakin banyak negara yang mengalami lonjakan kasus baru. Kondisi ini dapat menahan pemulihan ekonomi global terutama pada triwulan II tahun 2021. Namun, indeks PMI masih menunjukkan perkembangan yang baik. Selain itu, harga komoditas internasional juga masih melanjutkan penguatan. Indeks PMI Indonesia pada bulan Mei juga mengindikasikan kinerja industri yang semakin baik. Namun, penjualan mobil dan semen menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi month-to-month menunjukkan peningkatan meskipun masih tetap rendah, didorong oleh permintaan yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Dari sisi eksteral, neraca perdagangan kembali surplus meskipun kinerja ekspor dan impor turun seiring dengan pola musiman. Nilai tukar menguat, sementara cadangan devisa turun tipis. Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara masih belum menunjukkan peningkatan.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan April 2021

Ringkasan :

Ringkasan:

Berbagai negara kembali memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat seiring dengan peningkatan kasus yang kebali terjadi. Dampaknya, harga komoditas minyak mentah dan batu bara turun pada bulan April. Harga logam industri dan logam mulia juga mengalami penguatan sementara pertanian bergerak variatif. Neraca perdagangan Indonesia kembali tercatat surplus didorong oleh peningkatan ekspor di tengah turunnya nilai impor. Nilai PMI Indonesia juga terus menigkat sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang. Nilai tukar rupiah pada bulan April juga menunjukkan tren penguatan. Efek relaksasi PPnBM masih terasa dengan realisasi penjualan mobil ritel yang masih meningkat. Sementara itu, inflasi masih bergerak rendah meskipun lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yang didorong oleh inflasi yang terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Maret 2021

Ringkasan :

Ringkasan:

OECD meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 menjadi 5,6 persen dengan pertumbuhan output global yang mencapai kondisi prapandemi pada pertengahan 2021. Namun, pemulihan ekonomi global masih sensitif pada risiko third wave Covid-19. Pemulihan ekonomi ditandai dengan meningkatnya harga semua kelompok komoditas, terutama minyak mentah dan logam industri. Harga minyak mentah pada bulan Maret juga dipengaruhi oleh insiden tersangkutnya kapal kontainer di Terusan Suez sehingga menghambat arus perdagangan dunia. Dari sisi domestik, pemulihan aktivitas manufaktur ditandai dengan berlanjutnya peningkatan PMI Indonesia hingga level tertinggi sejak 2011 yang diiringi dengan peningkatan impor. Inflasi masih bergerak rendah meskipun mendekati Ramadhan. Peningkatan harga didorong oleh faktor cuaca yang menyebabkan kelangkaan hasil pertanian.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Februari 2021

Ringkasan :

Ringkasan:

Pemerintah kembali memberlakukan pembatasan mobilitas pada bulan Februari 2021 sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19 serta ditemukannya varian baru yang telah masuk ke Indonesia. Untuk mendorong pemulihan ekonomi, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen. Pada saat yang sama, BI memberi pelonggaran pada uang muka kendaraan bermotor dan properti hingga nol persen yang berlaku pada 1 Maret-31 Desember 2021. Kebijakan tersebut diperkuat oleh relaksasi PPnBM sebesar 0-25 persen pada periode yang sama. Indikator ekonomi menunjukkan kestabilan kondisi eksternal yang ditunjukkan oleh minimnya perubahan nilai dari sisi nilai tukar rupiah, neraca perdagangan, maupun cadangan devisa.

Unduh Selengkapnya