Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Januari 2021

Ringkasan :

Ringkasan:

Pemulihan perekonomian global secara umum berjalan lebih baik dari prediksi pasar. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan triwulan IV tahun 2020 berbagai negara yang semakin membaik. Vietnam dan Tiongkok menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan IV tahun 2020. Indonesia sendiri masih mengalami kontraksi ekonomi meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Salah satu sektor yang terpukul paling dalam adalah pariwisata dengan penurunan wisatawan mancanegara tahun 2020 sebesar 75 persen. Pandemi Covid-19 juga menurunkan pendapatan masyarakat dengan peningkatan pengangguran. Tingkat kemiskinan juga meningkat pada September 2020.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Oktober 2020

Ringkasan :

Ringkasan:

Pertumbuhan ekonomi global mulai menunjukkan perbaikan pada triwulan III dibandingkan triwulan sebelumnya, mendorong perbaikan harga komoditas. Perekonomian Indonesia juga membaik meskipun masih terkontraksi secara YoY. Aktivitas pariwisata dalam negeri masih tertekan dan kinerjanya kini bergantung pada wisatawan domestik.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan September 2020

Ringkasan :

Ringkasan:

Tiongkok dan Amerika Serikat kembali bersitegang setelah Amerika Serikat menyambangi Taiwan. Di sisi lain, Tiongkok juga bersitegang dengan India menyusul konflik di perbatasan dan menyiagakan militernya. Bank Indonesia dan Bank Sentral Tiongkok menyepakati kerangka kerjasama penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral. Dari dalam negeri, Gubernur DKI Jakarta memutuskan untuk kembali memperketat pelaksanaan PSBB seiring dengan meningkatnya kasus baru yang semakin tinggi yang berdampak.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Agustus 2020

Ringkasan :

Ringkasan:

Sebagian besar negara melaporkan terjadi kontraksi dan perlambatan ekonomi yang kian parah pada triwulan kedua tahun 2020 seiring penerapan lockdown. Sementara itu, gelombang kedua Covid-19 mulai bermunculan di beberapa negara seperti Vietnam dan Korea Selatan. Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat. Pada Bulan Agustus 2020, kembali terjadi deflasi di Indonesia.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan April 2020

Ringkasan :

Ringkasan:

Perekonomian global tertekan pandemi yang tak kunjung mereda. Ketidakpastian ini terus menggerus harga berbagai komoditas. Di sisi lain, pasar keuangan global telah melewati masa kritisnya dan bergerak lebih stabil meskipun belum menunjukkan tanda akan kembali pada level sebelum pandemi terjadi. Perekonomian domestik lesu seiring dengan pengurangan aktivitas di berbagai sektor. Pulihnya perekonomian dalam negeri bergantung pada kecepatan dalam mengurangi penyebaran agar aktivitas kembali berjalan normal.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Maret 2020

Ringkasan :

Ringkasan:

Penyebaran Covid-19 telah menjangkau lebih banyak negara, termasuk Indonesia. Pada Maret 2020, penambahan kasus baru di Tiongkok sebagai negara sumber pandemi, sudah pada level yang sangat rendah dan mulai menjalankan aktivitas perekonomian. Di sisi lain, peningkatan kasus yang begitu cepat terjadi di negara-negara lainnya. Kasus tertinggi hingga akhir Maret berada di Amerika Serikat, lalu Italia. Beberapa negara memberlakukan lockdown selama pandemi untuk mengurangi penyebaran yang lebih luas. Total kasus positif di seluruh dunia per 31 Maret 2020 telah mencapai 857 ribu kasus. Sementara itu, di Indonesia sendiri terdata 1.528 kasus dalam satu bulan. Pemerintah menginstruksikan pengurangan aktivitas dan pembatasan sosial untuk menekan laju penyebaran virus. Hal tersebut berdampak pada berhentinya produksi sementara di beberapa perusahaan dan turunnya aktivitas industri.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Februari 2020

Ringkasan :

Ringkasan:

Pandemi Coronavirus (Covid-19) masih menjadi isu utama dunia dan menyebabkan kepanikan global. Pergerakan pasar keuangan dan harga komoditas saat ini sangat bergantung pada perkembangan Covid-19. Jumlah kasus terinfeksi Covid-19 di Tiongkok sudah mencapai fase puncaknya pada bulan ini dan pertambahan kasus baru berangsur menurun. Di saat yang bersamaan, virus mulai menyebar ke berbagai negara lain. Hingga 29 Februari 2020, terdapat sekitar 6.800 kasus positif Covid-19 di 56 negara. Salah satu negara dengan kasus paling tinggi adalah Korea Selatan. Seiring dengan terjadinya penambahan ratusan kasus di negara tersebut dalam waktu yang sangat singkat, pemerintah setempat memberikan peringatan hingga level tertinggi dan melarang membuat keramaian. Hal serupa terjadi di Italia yang memberikan peringatan wabah Covid-19, menghentikan berbagai pertandingan olahraga, dan melakukan isolasi ketat di 10 kota yang dinilai menjadi lokasi penyebaran.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Agustus 2019

Ringkasan :

Ringkasan:

Bank sentral Amerika memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada akhir Juli 2019. Pemangkasan yang tidak begitu agresif dan isyarat tidak ada penurunan suku bunga dalam waktu dekat meleset dari perkiraan pasar The Fed akan memangkas suku bunga secara agresif. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed kemudian diikuti dengan penurunan suku bunga oleh beberapa negara, termasuk Indonesia. Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps.

Sementara itu, tensi perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok semakin tinggi sepanjang bulan Agustus 2019. Kedua negara saling berbalas menaikkan tarif impor bagi satu sama lain. Di sisi lain, mata uang Yuan melemah yang ditanggapi Amerika sebagai kesengajaan agar produk Tiongkok terlihat lebih murah. Hal tersebut memperparah ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Juli 2019

Ringkasan :

Ringkasan:

Perundingan dagang yang dilakukan antara Amerika Serikat dan Tiongkok belum menemukan titik tengah. Perundingan masih terus diagendakan, membuat pelaku pasar menunggu dalam ketidakpastian. Sikap Amerika yang mudah berubah membuat pelaku pasar sulit menebak arah kebijakannya. Namun, investor masih optimis akan hasil perundingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Di sisi lain, pelaku pasar juga menanti keputusan pemotongan suku bunga oleh The Fed pada akhir bulan Juli.

Ketidakpastian yang terus berlanjut membawa posisi Dolar Amerika tertekan sepanjang bulan Juli 2019. Hal tersebut ditunjukkan oleh penguatan sebagian besar mata uang Asia terhadap Dolar Amerika. Rupiah bahkan menguat hingga Rp13.913/USD pada kurs tengah BI. Penguatan Rupiah tidak hanya didorong oleh faktor eksternal. Dari kondisi domestik, keputusan Bank Indonesia memotong suku bunga sebanyak 25 bps semakin memperkuat nilai tukar Rupiah. Selain itu, kondisi politik yang mulai kondusif juga memperkuat posisi Rupiah.

Unduh Selengkapnya

Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Bulan Juni 2019

Ringkasan :

Ringkasan:

Meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed hingga pertengahan bulan Juni 2019 direspon sebagian besar negara dengan menurunkan suku bunga acuannya. Malaysia dan Filipina telah menurunkan suku bunga pada bulan Mei sedangkan Australia dan India memangkas suku bunga pada bulan Juni masing-masing sebesar 25 bps. Beberapa stakeholder di Indonesia mendesak Bank Indonesia melakukan hal yang sama untuk mendorong ekspansi dunia usaha. Pada tanggal 17 Juni 2019, The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada bulan Juni 2019, Bank Indonesia berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM). Dengan mempertimbangkan perkembangan pasar keuangan global dan neraca pembayaran, serta sejalan dengan rendahnya inflasi, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga pada tingkat 6 persen dan menurunkan GWM sebesar 50 bps. Hal ini dilakukan untuk menambah likuiditas di pasar uang.

Unduh Selengkapnya