Tingkatkan Ekspor Pertanian, Menteri Bambang Tawarkan Solusi Kemitraan dan Contract Farming
Berita Utama - Kamis, 08 Maret 2018
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjadi pembicara dalam acara Seminar dan Pameran Pangan Nasional Jakarta Food Security Summit-4 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, pada Kamis (8/3). Acara ini secara resmi dibuka Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan turut hadir memberikan sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani serta Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Juan Permata Adoe. Hadir pula beberapa Menteri Kabinet Kerja, seperti Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, serta Menteri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.
Dalam sambutan yang berjudul tema Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas, Menteri Bambang mengatakan sektor utama yang memiliki sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan adalah pertanian. Pertanian merupakan sektor prioritas yang akan ditingkatkan perannya terhadap pertumbuhan dan penciptaan lapangan pekerjaan. "Kontribusi manufaktur di Indonesia masih selalu berada dalam angka 20 persen, pertumbuhannya masih 5 persen, belum ada sesuatu yang ‘nendang’. Artinya, jangan manufaktur semata yang kita dorong, tapi juga pertanian. Pertanian tidak harus perkebunan skala besar seperti sawit atau karet, bisa vegetables dan fruits. Peningkatan ekspor dan nilai tambah untuk pertanian dapat dijadikan salah satu langkah untuk membantu pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas," ujar Menteri Bambang.
Menteri Bambang juga mengatakan perlunya kemitraan strategis dalam skema pembangunan pertanian. Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2013, kemitraan merupakan kerja sama antara usaha mikro, kecil, menengah, dan besar yang disertai dengan pembinaan dan pengembangan usaha dengan prinsip saling membutuhkan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan dengan menjunjung etika bisnis yang sehat. “Kemitraan strategis bukan proyek charity, tetapi kerjasama yang menguntungkan bagi bisnis pihak swasta dan juga bagi kesejahteraan usaha mikro dan kecil. Melalui kemitraan strategi dapat mensejahterakan kehidupan para petani,” tutur beliau.
Bagi pengusaha mikro dan kecil seperti petani dan nelayan, dengan adanya kemitraan strategis dapat memberikan keuntungan, antara lain: adanya kepastian pasar hasil produksi, hasil produk berkualitas, keterampilan meningkat, produksi meningkat, pendapatan dan daya beli pun ikut meningkat. Sedangkan untuk pihak swasta keuntungan yang didapat, antara lain: efisiensi biaya, pasokan terjaga konsisten, dan pasokan sesuai dengan kualitas dan standar permintaan.
Di akhir sambutannya, Menteri Bambang menekankan perlunya konsolidasi lahan melalui contract farming. Contract farming dilakukan dengan melibatkan pihak swasta sebagai kemitraan bisnis, perbankan sebagai fasilitas modal, dan terakhir pemerintah sebagai pemberi bantuan sarana produksi (saprodi), asuransi pertanian, sertifikasi lahan, dan subsidi pupuk. “Ini merupakan salah satu solusi yang cepat, konsolidasi lahan, contract farming, kemitraan, ini mungkin jawaban yang barangkali bisa menyelesaikan masalah dalam waktu pendek,” pungkas Menteri Bambang.