Strategi Industrialisasi Perikanan dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi Wilayah
Berita Pembangunan - Kamis, 07 April 2016
JAKARTA - Direktorat Kelautan dan Perikanan Bappenas menyelenggarakan diskusi terbatas bertema "Strategi Industrialisasi Perikanan untuk Mendukung Pembangunan Ekonomi Wilayah" di Ruang Serbaguna Bappenas pada Kamis (7/4). Tujuan dari diskusi ini untuk menggali masukan dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintah, swasta maupun akademisi, mengenai tantangan dan strategi pengembangan industri perikanan dan bagaimana kontribusinya dalam meningkatkan daya saing, produktifitas dan dan pembangunan ekonomi di daerah.
Diskusi ini dipimpin oleh Direktur Lingkungan Hidup Bappenas, Ir. Wahyuningsih Darajati, MSc yang menyampaikan peran strategis sektor kemaritiman dan kelautan sebagai prioritas pembangunan dalam pemerintahan saat ini.
“Presiden telah menyampaikan visi jangka panjang pembangunan kedepan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Untuk itu kita harus memposisikan laut sebagai halaman depan yang harus dikelola sebaik-baiknya sebagai sumber kesejahteraan bagi bangsa. Pembangunan kedaulatan pangan berbasis laut melalui pengembangan industri perikanan ini, ditekankan sebagai salah satu pilar penting dalam visi poros maritim yang disampaikan Presiden pada Forum East Asia Summit 2014,” jelas Wahyuningsih.
Sebagai penghasil produksi perikanan utama di dunia, Indonesia berada di urutan kedua setelah Cina dengan total produksi perikanan 5,4 juta ton Tahun 2012 (FAO, 2014). Namun, keunggulan tersebut belum diikuti dengan kemampuan Indonesia meningkatkan nilai tambah dan memenuhi kecukupan pangan nasional.
Untuk itu, menurut Wahyuningsih, perlu dipikirkan bersama mengenai model industrialisasi perikanan seperti apa yang tepat dikembangkan bagi Indonesia, yang mampu memberi hasil siginifikan tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi menciptakan kesejahteraan bagi pelaku industri, para nelayan juga pengolah hasil laut. Selain itu agar mampu berkontribusi mendukung pembangunan ekonomi wilayah dengan tetap menjaga aspek keberlanjutannya.
”Kami mengajak berdiskusi terkait bagaimana mendukung pengembangan industrialisasi bidang perikanan agar dapat berkontribusi signifikan dalam tataran makro ekonomi dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang bertumpu pada industri perikanan ini ditingkat mikro. ” jelas Wahyuningsih.
”Ada beberapa kawasan yang tumpuannya berdaya pada perikanan, jadi penataan tidak hanya dari sisi industri perikanan saja tetapi dari hulunya juga harus mampu memberikan kontribusi untuk mendukung kawasan ekonomi ini,” tambah Wahyuningih.
Bagaimana menjadikan industri pengolahan sebagai key driver dan prime mover ekonomi pembangunan di daerah daerah yang menjadi sentra perikanan dimensi lokalitas serta otonomi daerah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, ikut berperan penting dalam mencapai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari setiap daerah dan industri pengolahan perikanan yang akan dikembangkan.
Dalam diskusi ini hadir perwakilan dari beberapa Kementerian/Lembaga antara lain, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan, Kemenko Maritim, Kemenperin, DPD-RI, Bappeda Provinsi Jawa Timur, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat serta Kadin Indonesia.