Pesan Menteri Bambang: Pemekaran Terlalu Besar dan Cepat Punya Konsekuensi Negatif
Berita Utama - Jumat, 20 Oktober 2017
Bandar Lampung – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan arahan pada acara Pertemuan dengan Jajaran Pemerintah Provinsi dan Bappeda Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung, pada Jumat (20/10). Salah satu pesan yang diutarakan Menteri Bambang dan yang dititipkan untuk para pimpinan daerah, DPRD, dan kelompok masyarakat adalah terkait dengan pemekaran. “Hal yang paling saya hindari adalah pemekaran yang terlalu cepat. Karena tidak efektif dan efisien baik untuk perekonomian nasional maupun perekonomian daerah itu sendiri,” jelas Menteri Bambang.
Pada tahun 2001, jumlah kabupaten/kota masih sebanyak 300-an. Sekarang sudah bertambah menjadi 500-an kabupaten/kota. Padahal penambahan jumlah kabupaten/kota yang telalu besar dan cepat tersebut memiliki konsekuensi tersendiri. “Jangan gampang mengusulkan pemekaran. Karena sekali Lampung menambah dua daerah saja, penyebut akan bertambah dua. Penyebut bertambah, maka rata-rata daerah akan turun. Karena kenaikan penerimaan tidak dapat mengejar kenaikan daerah itu sendiri,” jelas beliau.
Menurut Menteri bambang, pemekaran tidak dapat hanya didorong oleh alasan politik atau budaya saja, dan harus ada dasar ekonomi dan keuangan yang melandasi pemekaran tersebut. Kalau tidak, yang terjadi adalah pemekaran malah menciptakan masalah baru. “Artinya, tadinya kemiskinan masih bisa ditangani dengan baik, ketimpangan antar daerah tidak terlalu buruk, tapi kemudian karena ada daerah pemekaran yang kebetulan memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, tidak dapat mengentaskan kemiskinan dengan cepat, atau tidak punya sumber PAD sehingga sangat bergantung pada dana transfer daerah, sebagai akibatnya malah timbul masalah kemiskinan dan kesenjangan,” ujar Menteri Bambang.
Untuk itu, Menteri Bambang sangat mendorong daerah untuk lebih fokus pada prioritas daerah. “Kalau bicara prioritas, Bapak/Ibu harus lihat apa sektor ekonomi yang menjadi andalan masing-masing kota. Orientasi prioritas adalah apa yang terus menciptakan nilai tambah ekonomi. Saya dengar ada kabar baik dari sektor pertanian, dan hanya sedikit dari industri pengolahan. Kalau prioritasnya adalah pertanian, ya tidak apa-apa. Bukan menanamnya yang penting, tetapi agrobisnisnya dan kesejahteraan petaninya,” jelas beliau.
Ketika beliau menjadi pembicara di Roma, Ibu Dubes Indonesia untuk Italia minta izin tidak dapat hadir, karena ia harus menghadiri acara ekspor perdana nenas dari Indonesia ke Italia. “Nenas itu diekspor dari Lampung. Itu pertama kali nenas dapat masuk dari Indonesia ke Eropa, khususnya ke Italia. Selama ini tidak dapat bisa tembus pasar ekspor. Jadi artinya, itu kelebihan Lampung yang sekarang ini dimiliki. Lampung mulai hidup dengan sektor pertanian tetapi dengan menekankan pada nilai tambah,” pungkas Menteri Bambang.