Menteri Suharso Ungkap Peran Kerja Sama Selatan dan Triangular untuk Atasi Ketidakpastian Global

JENEWA – Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia dalam Rencana Pembanguan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam kunjungan kerja ke Jenewa, Swiss, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membahas strategi peningkatan KSST hingga peran Indonesia sebagai Co-Chairman Global Partnership for Effective Development Co-operation (GPEDC), platform antarnegara untuk memperkuat multilateralisme pembangunan melalui kebijakan strategis seperti KSST. Dalam pidato bertema "Mengangkat Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular Menuju Perubahan Transformatif" di The South Centre, Jenewa, Senin (15/1), Menteri Suharso menjelaskan pentingnya KSST untuk mengatasi ketidakpastian global.

 “Meningkatnya terputusnya (hubungan) antar negara-negara besar, menandai penyimpangan dari pola tradisional integrasi ekonomi global. Ketika berbagai negara terkena dampak negatif dari tren pemisahan ini, negara-negara selatan harus bahu-membahu, memastikan bahwa potensi gangguan pada rantai pasokan global di masa depan dapat dikelola dengan lebih baik, tanpa hanya bergantung pada apa yang terjadi di negara-negara maju,” ungkap Menteri Suharso. United Nations Conference on Trade and Development menunjukkan, dalam 16 tahun, yakni 2005 hingga 2021, perdagangan Selatan-Selatan meningkat, dari 17 persen menjadi 28 persen. Angka tersebut harus terus ditingkatkan melalui KSST, terutama dalam tiga aspek, yaitu pertukaran pengetahuan, penyelarasan strategis, dan kemitraan untuk inovasi kebijakan.

Strategi peningkatan tersebut akan dibahas Indonesia dalam High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships GPEDC pada Juli 2024 mendatang. Sebagai penyelenggara, Indonesia akan memimpin pembahasan strategi peningkatan peran KSST sebagai mesin pertumbuhan untuk peningkatan pertukaran nilai ekonomi global berkelanjutan. “Saya berharap kolaborasi dengan South Centre dapat memberdayakan penelitian kebijakan tentang Peningkatan Kerja Sama Selatan-Selatan dan akan menjadi masukan penting bagi persiapan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships 2024 yang diharapkan dapat mencerminkan kepentingan negara-negara berkembang, termasuk G77, Gerakan Non-Blok, dan Asia-Afrika,” pungkas Menteri Suharso.