Menteri PPN/Kepala Bappenas Ingin WIEF 2016 Jadi Ajang Mendorong Partisipasi Kaum Muda serta UKM
Berita Kerjasama - Selasa, 02 Agustus 2016
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P. S. Brodjonegoro menghadiri pembukaan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 pada Selasa (2/8) di Jakarta Hall Convention Center. Sesuai dengan tema acara “Decentralizing Growth, Empowering Future Business”, Bambang berharap WIEF dapat menjadi ajang yang mendorong para pebisnis muda dan UKM untuk lebih menggiatkan kegiatan bisnis dan ekonomi di masa depan.
Ini merupakan kedua kali Indonesia menjadi tuan rumah WIEF yang sebelumnya berlangsung pada 2009. Pembahasan dalam forum tersebut, bagaimana mempromosikan peran sistem ekonomi Islam dalam mendorong perekonomian global. Acara dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan turut dihadiri pula oleh sejumlah pemimpin negara, antara lain Menteri Malaysia Dato' Sri Mohd Tun Abdul Razak, Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Presiden Republik Guinea Alpha Conde dan Perdana Menteri Republik Sosialis Sri Lanka Ranil Shriyan Wickremesinghe serta Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Chairman WIEF Foundation Tun Musa Hitam.
Menteri Bambang yang dikenal juga sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia ini menjelaskan, “Kita perlu dorong partisipasi kelompok muda, dan kelompok UKM untuk menjadi pendorong kegiatan bisnis dan ekonomi di masa depan, agar pelaku bisnis tidak tergantung pada yang sudah mapan saja. Acara ini adalah ide yang bagus untuk semakin memperkenalkan Islamic Bussines atau Islamic Finance kepada masyarakat Islam di manapun.”
Bambang berharap output dari WIEF dapat membangun lebih banyak deal antara pengusaha Indonesia dengan pebisnis internasional. “Harapan outputnya dari WIEF misalmya semakin banyak bussiness deal yang dibuat antara pengusaha indonesia dengan pihak negara lain atau mempertemukan antara pembeli dengan penjual, menurut saya itu lebih penting. Itulah esensi dari forum bisnis di mana orang-orang sepakat, mereka punya ide yang sama untuk bekerja sama dalam investasi maupun kegiatan jual-beli,” ujar Menteri Bambang.
Selain itu manfaat yang terlihat dari WIEF, yaitu semakin bergairahnya perkembangan keuangan syariah di Indonesia, baik dari sektor perbankan maupun non-bank, dan potensi ini perlu terus diperhatikan. Bambang berpendapat sudah saatnya keuangan syariah di Indonesia merambah lebih jauh dan menjadi pemain kuat pula di bidang sektor riil-nya seperti pada industri makanan/minuman halal, fashion, maupun hallal tourism.
Adapun WIEF 2016 juga menyelenggarakan pameran yang melibatkan pengusaha muda maupun UKM yang dianggap punya produk menjanjikan, inovatif dan kreatif. Tujuannya ingin menonjolkan produk-produk Indonesia yang berkompetensi dalam produk berbasis halal atau syariah. “Dengan model-model pameran seperti ini, kita harapkan siapapun pesertanya, masyarakat yang menyaksikan bisa mengetahui seberapa jauh industri halal ini telah berkembang. Adapula yang berpartisipasi dari halal tourism supaya masyarakat tahu seperti apa halal tourism itu,” tutur Menteri Bambang.
Sejumlah isu penting yang dibahas dalam penyelenggaraan WIEF ke-12, di antaranya, sukuk untuk pembiayaan infrastruktur; integrasi sektor halal dan keuangan syariah, perluasan industri makanan halal global; perkembangan industri fashion muslim global; serta pengintegrasian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke ekonomi global.