Menteri Bambang: Potensi Prospek Perekonomian RI Tahun 2018 Lebih Baik
Berita Utama - Kamis, 04 Januari 2018
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjadi narasumber dalam siaran langsung acara Indonesia Business Forum di aula Graha Angkasa Pura, yang membahas mengenai Prospek Perekonomian RI Tahun 2018, pada Kamis (4/1).
Selain Menteri Bambang narasumber yang hadir yaitu Staf Khusus Menteri Perekonomian Edi Putra Irawan, Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Direktorat Jenderal Pajak Yon Arsal, Anggota Komisi XI DPR RI Wilgo Zainal, Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia,dan Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati.
Menteri Bambang mengatakan ada beberapa faktor yang diperkirakan dapat membuat prospek ekonomi tahun 2018 menjadi lebih baik. Pertama pertumbuhan investasi di Triwulan III mencapai 7% yang merupakan pertumbuhan investasi tertinggi sejak tahun 2013. Hal ini juga diperkuat dengan data peningkatan pada import mesin dimana jika import mesin meningkat berarti investasi di sektor manufaktur mulai bergerak.
Kedua, faktor inflasi yang dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat. Menteri Bambang menjelaskan, presentase konsumsi di triwulan III berada di posisi 4,93% yang seharusnya bisa dikejar menjadi 5%. Namun, hal ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat pada lebaran tahun 2016 yang lebih tinggi dibandingkan di tahun 2017.
“Ketika kita berbicara data year on year (yoy), kebetulan lebaran tahun 2016 jatuhnya di triwulan III sehingga memang pertumbuhan konsumsi pada waktu itu agak tinggi. Nah, tahun 2017 lebaran terjadi di triwulan II sehingga akhirnya pertumbuhan konsumsi seolah-olah menjadi lebih rendah karena tahun 2016 sedikit lebih tinggi dari biasanya. Inilah yang membuat triwulan III seolah-olah terlihat lebih rendah,” tutur Menteri Bambang.
Kemudian Menteri Bambang menambahkan adanya fenomena economy digital, yaitu dimana secara tidak sadar banyak masyarakat yang beranjak dari bisnis retail menjadi transaksi online. “Import barang konsumsi tumbuh double digit selama dua triwulan terakhir di tahun 2017. Hal ini karena generasi muda kita bahkan generasi yang juga lebih tua berangsur beranjak membeli barang import tadi melalui online dan meninggalkan bisnis retail. Ketika bisnis retail bertumbangan, retail-retail yang tutup tadi akan mengalahkan konsumsi ke online. Inilah kemudian yang disebut dengan fenomena economy digital,” jelas Menteri Bambang.
Ketiga, di tahun 2018 diperkirakan akan menjadi tahun politik, maka ada kemungkinan ekonomi terus bergerak naik karena adanya sentimen dari pemilu juga pilkada yang akan memberikan kontribusi kepada konsumsi non pemerintah terkait kegiatan dengan kampanye. “Jadi, kami melihat banyak faktor yang membuat ini positif, tapi kita juga tetap berhati-hati karena di tahun 2018 ini akan ditandai juga dengan Amerika tetap akan menaikan tingkat bunganya, karena itu adalah proses normalisasi kebijakan moneter mereka. Disisi lain Presiden Trump ingin menurunkan pajak perusahaan yang berarti bisa mempengaruhi investasi maupun gejolak geopolitik yang tidak pernah bisa ditebak. Jadi secara umum, dapat saya simpulkan potensi tahun 2018 lebih baik dari 2017 itu sangat besar,” tutup Menteri Bambang.