Menteri Bambang: Kontribusi Kerjasama Jepang terhadap Pembangunan Indonesia Cukup Signifikan
Berita Kerjasama - Senin, 14 Mei 2018
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjadi pembicara dalam acara Symposium Indonesia – Japan Development Cooperation dengan tema Building The Future Based on Trust yang diselenggarakan di Baliroom Hotel Kempinski, pada Senin (14/5). Dalam sambutannya Menteri Bambang mengatakan kerjasama pembangunan yang dilakukan antara Indonesia dan Jepang memiliki kontribusi yang cukup signifikan dan tidak dapat diragukan lagi, terutama terhadap perkembangan sosial-ekonomi di Indonesia. Hal ini berawal dari proyek bendungan irigasi yang mendukung keamanan pangan Indonesia, contohnya Bendungan Sutami di Karangates, Jawa Timur. Selain itu kerjasama pembangunan lain yang mendukung konektivitas adalah melalui program konstruksi seperti pembangunan jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, dan MRT.
“Melalui Kerjasama Selatan-Selatan dan Kerja Sama Triangular, kita telah bersama-sama berbagi pengalaman, keberhasilan, dan pelajaran di berbagai sektor kepada negara-negara berkembang. Dalam kesempatan ini, maka saya memberikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan Jepang terhadap kerja sama yang berarti yang telah mendukung kemajuan Indonesia,” ujar Menteri Bambang. Turut hadir dalam acara ini mantan Menteri Keuangan Bambang Subianto, Mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas Ginandjar Kartasasmita, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, dan Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga.
Lebih lanjut, Menteri Bambang menuturkan sejak 2007 Indonesia dan Jepang mendirikan Perjanjian Kerja sama Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) yang terdiri dari tiga pilar, yaitu perdagangan liberalisasi, perdagangan dan fasilitasi investasi, dan peningkatan kapasitas melalui kerja sama. Sedangkan, secara umum, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang terdiri dari dua lengan, pertama perdagangan dan investasi, dan kedua kerja sama pembangunan yang utamanya dilaksanakan melalui mekanisme ODA.
Menteri Bambang juga menyebutkan Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan terutama dalam pelaksanaan kerja sama pembangunan saat ini dan di masa yang akan datang. Pertama, dinamika di dunia politik regional dan ekonomi. Kedua, posisi dan kondisi Indonesia dan Jepang. “Saat ini Indonesia dan Jepang merupakan bagian dari G20 dan kita sudah menerapkan kerja sama strategis dan ekonomi. Kedua negara telah sukses dalam mempertahankan dan memajukan kerja sama bilateral selama 60 tahun. Ini membuat saya dan semua orang yakin bahwa Jepang dan Indonesia mampu mengembangkan bentuk baru dari kerja sama pembangunan,” ucap beliau.