Menteri Bambang Dorong Sinergitas Antar Lembaga Percepat Turunkan Stunting
Berita Utama - Senin, 02 Juli 2018
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjadi narasumber pada siaran langsung acara Lunch Talk Berita Satu TV membahas “Percepatan Penurunan Stunting Melalui Revitalisasi Ketahanan Pangan dan Gizi”, pada Senin (2/7) di Studio Berita Satu TV. Turut menjadi narasumber lain bersama Menteri Bambang, yaitu Kepala LIPI Laksana Tri Handoko.
Menteri Bambang menekankan perlunya kesadaran publik akan isu stunting. Dampak stunting tidak hanya berpengaruh kepada kesehatan, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Berdasarkan data yang dilakukan Kementerian PPN/Bappenas dengan World Bank, sepertiga anak usia di bawah tiga tahun atau mencapai 3 persen dari PDB terkena stunting. Oleh karena itu, pemerintah ingin mengangkat stunting menjadi isu bersama.
“Isu stunting bukan hanya sekedar kemiskinan dan kekurangan gizi saja, namun kualitas dari asupan gizi dan perilaku dari si anak juga penyebab stunting. Saat ini yang terjadi banyak anak mengalami stunting padahal keluarganya tidak miskin. Mengapa? Karena misalkan tidak menggunakan konsep ASI eksklusif, mengkonsumsi makanan instan atau tidak bergizi. Jadi inilah yang membuat stunting di Indonesia terjadi di hampir semua kabupaten/kota di indonesia. Ini adalah isu nasional,” jelas Menteri Bambang.
Lebih lanjut Menteri Bambang mengimbau perlu adanya dorongan sinergitas antar lembaga yang terkait dengan pemerintah, termasuk juga pemerintah daerah. Hal ini karena penanganan stunting tidak cukup hanya dengan upaya yang terkait langsung dengan kesehatan, perbaikan asupan gizi, atau keseimbangan, tapi juga akses layanan dasar, seperti akses air bersih dan sanitasi yang memadai.
“Jadi artinya tidak bisa ini hanya eksklusif urusannya Kementerian Kesehatan saja misalnya, karena itulah kami membuat kebijakan lintas sektor yang terintegrasi dua kelompok besar. Pertama terkait dengan kesehatan, kedua yang menunjang. Yang menunjang ini bahkan kita juga melibatkan misalnya Kementerian Agama, karena kita ingin pasangan-pasangan yang mau menikah itu mendapatkan informasi yang cukup tentang bagaimana agar kalau punya anak jangan sampai anaknya stunting,” tutur Menteri Bambang.