Membangun Kesepahaman Integrasi dan Pemanfaatan Monev Dalam SDGs
Berita Kerjasama - Kamis, 23 Juni 2016
JAKARTA – Dalam rangka membangun kesepahaman integrasi dan pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi (monev), termasuk monev dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Introductory Workshop on Evaluation of the SDGs in Indonesia pada Kamis (23/6) di Ruang Rapat Bappenas. Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Roni Dwi Susanto membuka lokakarya dengan paparan mengenai Pelaksanaan Fungsi Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan.
Lokakarya ini adalah pengantar untuk melakukan monev terhadap pelaksanaan SDGs yang menjadi agenda dunia sekaligus memastikan konten SDGs termuat dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Deputy of Representative UNICEF Jakarta Lauren Humble pun dalam sambutannya menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara potensial untuk kesuksesan pelaksanaan SDGs karena telah memiliki indikator-indikator SDGs yang sebelumnya telah termaktub dalam perencanaan pembangunannya.
Kini, Indonesia fokus untuk menyusun action plan untuk mencapai SDGs serta menjalankan monev SDGs. Pelaksanaan SDGs dipastikan selaras dengan aturan yang berlaku di tanah air dan fokus untuk menangani masalah akut di masyarakat, seperti kemiskinan dan kelaparan, dengan lebih baik. Pemerintah berkomitmen untuk tidak membebani pelaksana SDGs, baik di lingkup pemerintahan maupun pihak swasta, untuk membuat laporan lebih banyak lagi. “Yang penting bagaimana progress untuk mencapai program atau tujuan SDGs dengan waktu dan anggaran yang terbatas,” tutur Roni.
Tantangan yang dihadapi kemudian adalah bagaimana monitoring SDGs terintegrasi dengan sistem monitoring pembangunan nasional yang merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. “Yang harus jadi perhatian adalah pemetaan yang clear matriksnya, indikatornya, operasionalnya, kegiatan mana dan siapa eksekutornya, selanjutnya bagaimana mekanisme monev-nya,” jelas Roni.
Selain itu, ia juga menegaskan bawah SDGs bukan hanya concern negara berkembang, tetapi perlu kontribusi dari negara-negara maju yang berkewajiban mendorong terdapainya tujuan-tujuan SDGs. Dalam lokakarya tersebut, Plt. Direktur Sistem dan Pelaporan Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Yudo Dwinanda Priaadi turut menyampaikan materi mengenai Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan.
Hadir pula beberapa pembicara lainnya yaitu, Senior Evaluation Specialist UNICEF New York Ada Ocampo, Regional Evaluation Advisor UNICEF Bangkok Riccardo Polastro, Manajer Sekretariat SDGs Bappenas Indriana, serta moderator Arif Haryana. Topik-topik yang dibahas antara lain, Mengapa Mengevaluasi SDGs; Rencana Kerangka Monitoring dan Evaluasi dalam SDGs; serta Menggunakan sistem M&E untuk Mempengaruhi Hasil/Prioritas Perencanaan dan Alokasi Anggaran: Sebuah Pembelajaran, Tantangan dan Peluang di era SDGs.