Bappenas Nobatkan 3 Provinsi Terbaik dalam Pencapaian Pelaporan Aksi PRK
Siaran Pers - Jumat, 15 Oktober 2021
JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas melalui Sekretariat Low Carbon Development Indonesia (LCDI) menggelar Webinar A Journey of Aksara “Indonesia Monitoring, Evaluation, and Reporting Tool for Low Carbon and Climate Resilient Development” secara daring, Kamis (14/10). Webinar yang sekaligus menjadi agenda pamungkas LCDI Week 2021 ini membahas peran Aplikasi Perencanaan Pemantauan Aksi (Aksara) yang berperan untuk menyediakan data dan informasi Pembangunan Rendah Karbon (PRK) dan Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI) dan menyediakan sistem pengumpulan pelaporan capaian aksi PRK dan PBI.
Aksara mencatat, jumlah aksi PBI pada 2020 sebanyak 170 aksi, dengan persentase capaian terhadap target PDB Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebesar 84 persen. Implementasi aksi PBI tercatat mampu mengurangi kerugian ekonomi sebesar Rp 44,4 triliun. Sementara itu, jumlah aksi capaian PRK pada 2010-2020 sebesar 20.209 aksi daerah dan kementerian/lembaga. Nilai capaian penurunan emisi gas rumah kaca pada 2020 sebesar 24,13 persen terhadap baseline, belum termasuk sektor kehutanan.
Kontribusi pemerintah daerah dalam capaian PRK di 34 provinsi sangat besar, melalui pelaporan aktif setiap tahun, dengan lebih dari 500 pengguna aktif tingkat daerah, dan lebih dari 20.000 aksi Pembangunan Rendah Karbon Daerah (PRKD) sepanjang 2010-2020. Sebagai apresiasi atas pelaporan tersebut, Kementerian PPN/Bappenas menobatkan tiga provinsi yang berhasil menyusun laporan terbaik. “Kriterianya, yaitu konsistensi pelaporan aksi PRKD pada setiap sektor tahun, pelibatan kabupaten/kota dalam pelaporan aksi, pengarusutamaan PRK dalam RPJMD, dan jumlah penurunan emisi,” ujar Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam.
Kementerian PPN/Bappenas menobatkan Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah sebagai Provinsi Terbaik Pelaporan Aksi Pembangunan Rendah Karbon (PRK) 2010-2020. Beberapa sektor yang menjadi perhatian Sulawesi Selatan untuk pengurangan emisi karbon yaitu kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, energi dan perlumbungan, limbah, kelautan dan pesisir. Kalimantan Timur pun berhasil menurunkan emisi rendah karbon, utamanya dicapai melalui aksi mitigasi di tingkat tapak hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam penyusunan laporan dalam pengisian pemantauan evaluasi pelaporan. Sementara itu, Jawa Tengah, mampu mencatatkan sekitar 2.205 aksi yang berpotensi menurunkan emisi sebesar 10,47 juta ton CO2 EQ.