Bappenas Dorong Transformasi Pangan Nasional  untuk Ketahanan dan Keberlanjutan Pangan

Dalam seminar bertajuk “Japfa for Indonesia Emas 2045: Nurturing Collaboration in Food Security”, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan pentingnya transformasi pangan mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Dalam sambutannya, ia menyebutkan bahwa transformasi pangan adalah kunci untuk memastikan kemandirian pangan nasional dan menciptakan sistem yang mampu bersaing secara global. “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 akan menjadi panduan utama bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Salah satu prioritas utama RPJMN ini adalah transformasi sistem pangan yang menekankan kemandirian pangan melalui inovasi teknologi pertanian, pemanfaatan teknologi digital, serta penerapan ekonomi hijau dan biru,” ujar Menteri Rachmat Pambudy.

Peningkatan produktivitas lahan pertanian, subsidi pupuk dan benih, serta digitalisasi data pangan menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Pemerintah juga berkomitmen menurunkan impor bahan pangan strategis dengan target peningkatan produksi beras hingga 20 juta ton pada 2025-2029. Di sisi lain, pemerintah telah merancang sejumlah program unggulan, seperti Program Hasil Terbaik Cepat memberikan makanan bergizi gratis, yang mencakup penyediaan makan siang bergizi dan susu gratis bagi anak sekolah serta bantuan gizi untuk balita dan ibu hamil. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus menekan angka stunting.

Transformasi pangan juga difokuskan pada pengembangan koperasi dan UMKM di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Pemerintah mendorong peningkatan kapasitas koperasi produksi untuk mengelola komoditas prioritas seperti beras, jagung, ikan, dan hortikultura. Sinergi antara koperasi skala kecil dan besar akan memperkuat struktur industri pangan nasional, meningkatkan efisiensi distribusi, serta daya saing di pasar global. Transformasi pangan membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, hingga masyarakat umum. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, pemerintah optimis langkah-langkah transformasi pangan ini akan mendukung tercapainya ketahanan pangan yang inklusif, berkelanjutan, dan mandiri bagi Indonesia. “Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kontribusi nyata dari seluruh elemen masyarakat. Mari bersama-sama membangun sistem pangan yang kokoh, berdaulat, dan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan mendatang,” tutup Menteri Rachmat.