Bappenas Tekankan Inovasi Ekonomi Biru, Pastikan Kemakmuran Inklusif dan Berkelanjutan
Berita Utama - Minggu, 19 Mei 2024
BALI – Indonesia memiliki 17.508 pulau dan menjadi negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua dunia, menjadikan Ekonomi Biru sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. Dalam Peta Jalan Ekonomi Biru, Indonesia berkomitmen meningkatkan kontribusi sektor maritim terhadap PDB Indonesia dari 7,9 persen di 2022 menjadi 15 persen di 2045. Indonesia juga terus berupaya mengembangkan teknologi transformatif dan praktik berkelanjutan untuk memastikan manfaat Ekonomi Biru dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. “Komunitas di pesisir menghadapi kerentanan yang lebih tinggi terhadap dampak perubahan iklim, termasuk naiknya permukaan air laut, yang memperkuat urgensi untuk solusi inovatif,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pada Parallel Event Blue Economy Innovation: For Shared Prosperity dalam World Water Forum 2024: Water for Shared Prosperity , Minggu (19/5).
Agenda yang turut dihadiri Pj. Gubernur Bali, perwakilan 4P OECD, Penasihat CSIRO, IUCN, Co-founder Uluu, akademisi, dan swasta ini menjadi wadah diskusi bertukar pandangan dan membina kemitraan yang mendorong Ekonomi Biru, serta memastikan kemakmuran yang adil dan berkelanjutan. Inovasi Ekonomi Biru untuk Kemakmuran Bersama ini merupakan komitmen Indonesia untuk memajukan pembangunan ekonomi inklusif. “Solusi inovatif di bidang perikanan, akuakultur, dan pariwisata laut dimanfaatkan untuk meningkatkan mata pencaharian, melindungi keanekaragaman hayati, dan mengurangi dampak perubahan iklim,” jelas Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti.
Hal tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Bali yang mengelola sumber daya kelautan secara berkelanjutan dan konservasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali. “Filosofi segara kerthi sejalan dengan konsep Blue Economy. Pengelolaan sumber daya laut yang mengutamakan partisipasi masyarakat, efisiensi sumber daya, menciptakan nilai tambah ganda, melibatkan tenaga kerja lebih banyak, dan zero waste,” urai Penjabat Gubernur Bali S. M. Mahendra Jaya.
Agenda ini diharapkan memberikan pemahaman tentang konsep dan potensi Ekonomi Biru untuk memajukan kemakmuran bersama melalui inovasi. “Saya ingin menekankan tiga aspek utama dalam mencapai tujuan Ekonomi Biru, yaitu tata kelola nasional dan global, pemahaman dan kesepakatan multipihak, serta investasi pemerintah dan swasta. Dengan komitmen dan kerja sama semua pihak, saya yakin kita dapat mewujudkan Ekonomi Biru berkelanjutan yang memberikan manfaat signifikan bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat kita,” pungkas Menteri Suharso.