Sosialisasi Hasil Survei Kualitas Air 2015
Berita Utama - Rabu, 23 November 2016
JAKARTA – Dalam mewujudkan kehidupan Masyarakat Indonesia yang berkualitas, ketersediaan air minum yang aman dan berkelanjutan merupakan hal penting yang menjadi perhatian serius pemerintah. Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, Badan Pusat Statistik dengan dukungan Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Kesehatan RI dan UNICEF menyelenggarakan Survei Kualitas Air 2015 (SKA).
“Kolaborasi ini menghasilkan sebuah gambaran yang komprehensif tentang kondisi kebutuhan dasar masyarakat Indonesia terkait minum dan sanitasi serta bagaimana kedepannya setiap pelaku, pemerintah, non pemerintah dan masyarakat dapat bersinergi dalam mengentaskan kesenjangan layanan air minum dan sanitasi,” tutur Menteri Bambang dalam acara Sosialisasi Hasil Survei Kualitas Air 2015, Selasa (22/11) di Hotel Borobudur, Jakarta.
Jika dilihat, akses air minum yang layak sudah tinggi, namun belum tentu akses air minum tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakat. Hasil SKA menunjukkan tingginya beban pencemaran air di hulu dikarenakan buruknya pengelolaan sanitasi dan tingginya rekontaminasi di rumah tangga akibat rendahnya perilaku higienis dan sanitasi masyarakat.
“Bappenas berperan penting dalam menjamin terciptanya sinergi antar pelaku untuk penyediaan air minum yang aman dan berkelanjutan dari hulu ke hilir. Sedangkan peran BPS adalah sebagai penyedia data yang komprehensif bagi pemerintah dan masyarakat, dan peran K/L penting dalam pelaksanaan yang terarah dan bersinergi,” jelas beliau.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan aspek krusial dalam pencapaian akses air minum aman, yaitu bagaimana masyarakat mengerti upaya-upaya higienis dan sanitasi yang perlu dilakukan dalam meminimalisir pencemaran. Dengan demikian, advokasi terhadap pengelola air minum dan sanitasi serta edukasi dan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat perlu digalakkan.
Hasil Survei Kualitas Air (SKA) merupakan bukti nyata dari kolaborasi yang dilakukan pemerintah pusat untuk memotret kondisi awal SDGs serta untuk memperbaiki kebijakan pembangunan air minum dan sanitasi di masa yang akan datang.
“Untuk menindaklanjuti hasil SKA ini diperlukan komitmen tiap elemen mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, termasuk swasta, akademisi, CSO, dan filantropis, dimana pada SDGs seluruh elemen ini merupakan komponen penting dalam pencapaian setiap targetnya, tak terkecuali air minum dan sanitasi,” jelas Menteri Bambang.