Rekomendasi Alternatif Kebijakan Hadapi Risiko Perlambatan Ekonomi ke Depan
Berita Utama - Kamis, 08 Desember 2016
JAKARTA –Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Konferensi Pers bertema “Economic Outlook 2017: Tantangan Menghadapi Resiko Global dan Domestik” yang diselenggarakan pada Kamis (8/12) di Gedung Widjojo Nitisastro Bappenas. Pada kesempatan itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P. S. Brodjonegoro menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah untuk mengadapi tantangan dan risiko negatif terhadap ekonomi Indonesia ke depan.
Berdasarkan hasil simulasi Bappenas, pada 2017, beberapa hal yang perlu diantisipasi meliputi faktor eksternal dan domestik. Faktor eksternal adalah situasi ekonomi global yang antara lain dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi Amerika Serikat dalam pemerintahan Donald Trump dan situasi ekonomi Tiongkok. Perlambatan ekonomi Tiongkok akan berdampak perlambatan ekonomi Indonesia.
Sedangkan faktor internal atau domestik meliputi pola penyerapan anggaran investasi pemerintah dan risiko sektor swasta. Namun Indonesia masih bisa optimis karena di tengah perekonomian global yang melambat, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hingga triwulan ke III 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,0 persen (year on year).
“Dari model yang dikembangkan di Bappenas dengan memerhatikan segala faktor eksternal dan internal atau domestik maka Bappenas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 berada pada kisaran 5,1 – 5,3 persen, artinya sedikit lebih baik dari tahun ini, tetapi bukan berarti akan mudah karena perlu tetap melihat risiko dan potensi,” jelas Menteri Bambang.
Untuk mengantisipasi dampak negatif dari berbagai risiko ke depan tersebut, Pemerintah Indonesia dapat menjalankan beberapa alternatif kebijakan antara lain, kebijakan jangka pendek berupa menjaga stabilitas politik dan keamanan pada awal tahun 2017 menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada), pemanfaatan dana repatriasi program tax amnesty, penurunan suku bunga dasar kredit, dan kebijakan perdagangan luar negeri yang selektif. Kemudian kebijakan jangka menengah berupa reformasi struktural dan kerjasama internasional.
Selain itu, pelaksanaan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia secara optimal. Melalui langkah antisipasi kebijakan yang tepat terutama untuk mitigasi dampak risiko ekonomi ke depan, target pertumbuhan ekonomi Pemerintah sangat berpotensi dicapai.
Hadir mendampingi Menteri Bambang dalam konferensi pers tersebut antara lain Bambang Prijambodo (Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan), Leonard Tampubolon (Deputi Bidang Ekonomi), Amalia Adininggar Widyasanti (Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik), Thohir Afandi (Kepala Biro Humas dan TU Pimpinan) dan Onny Noroyono (Kepala Pusat Analisis Kebijakan).