Perkembangan Ekonomi dan Arah Kebijakan Fiskal Tahun 2017
Berita Utama - Kamis, 21 April 2016
JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menyampaikan arahan dari Menteri Keuangan mengenai perkembangan ekonomi dan arah kebijakan fiskal 2017 pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2016 dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017 di Hotel Bidakara, Rabu (20/4).
Mardiasmo menjelaskan hal-hal terkait 4 pokok bahasan yaitu perkembangan perekonomian terkini, tantangan APBN dan arah kebijakan fiskal ke depan, kebijakan dan postur pagu indikatif 2017, serta langkah-langkah tindak lanjut. Ia menyebutkan bahwa perekonomian saat ini sudah tumbuh lebih baik.
”Alhamdulillah kondisi fundamental makro ekonomi kita masih cukup kuat dengan beberapa indikator antara lain tingkat inflasi terkendali, tren pertumbuhan positif investasi langsung, dan defisit APBN sehat dan terjaga. Nilai tukar rupiah mulai stabil dan sudah terapresiasi, sehingga mulai akhir 2015 sampai kini April 2016 relatif stabil. Naik turun tidak terlalu banyak memengaruhi. Indeks saham gabungan juga masih baik dan stabil. Kepercayaan fundamental investor terhadap kita masih tinggi. Hal-hal tersebut menjadi asumsi dasar menyusun perkiraan pagu indikatif untuk tahun 2017,” jelas Mardiasmo.
Dalam kesempatan itu Mardiasmo turut membahas tantangan fiskal ke depan yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan semakin berkeadilan serta berkualitas. Selain itu adapula tantangan perekonomian ke depan yaitu reformasi struktural dan ketidakpastian perekonomian global.
Strategi jangka pendek menghadapi tantangan tersebut menurut Mardiasmo adalah menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan iklim investasi yang kondusif. Arah kebijakan fiskal terutama pada 2017 menginginkan agar defisit anggaran dikendalikan pada kisaran 2,3-2,6% PDB. Kemudian ekspansi kebijakan fiskal dalam rangka memberikan stimulus bagi perekonomian. Strategi jangka panjangnya yaitu reformasi penganggaran.
Presiden pun pernah memberi arahan terkait reformasi penganggaran yang menurut penuturan Mardiasmo akan berakibat antara lain: 1) Rancangan anggaran yang dirumuskan tidak selalu bagi rata; 2) Anggaran yang disusun harus fokus pada program prioritas yang telah ditentukan dan bermanfaat besar bagi rakyat; 3) Prinsip money follow function, money follow organization harus mulai ditinggalkan, menjadi money follow programme.
”Kita harapkan RKP 2017 menjadi momentum pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan semakin adil sehingga jangka panjang akan dilakukan reformasi penganggaran dan budgeting system. Kemudian bagaimana kita bisa mengalokasikan belanja yang berkualitas, sesuai money follow program dan priority. Kami sudah sering sampaikan di Musrenbangprov agar fokus pada prioritas daerah dan membangun sinergi antara APBN dan APBD,” jelas Mardiasmo.
Selain itu Mardiasmo juga menyebutkan arah kebijakan belanja negara 2017 yaitu melanjutkan reformasi subsidi energi dan realokasi ke anggaran yang lebih produktif antara lain pemenuhan 20% anggaran pendidikan dan 5% anggaran kesehatan. Lalu peningkatan anggaran infrastruktur serta subdidi yang lebih tepat sasaran. Juga lebih memperbesar belanja modal dan melakukan efisiensi pada belanja barang.