Pengelolaan Gambut Dalam Perspektif Pembangunan Nasional
Berita Utama - Kamis, 15 Desember 2016
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro memberikan keynote speeh pada pada Simposium Internasional: Menuju Aksi Restorasi Lahan Gambut Indonesia yang Terintegrasi secara Nasional, yang diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG), pada Kamis (15/12), di Hotel Borobudur, Jakarta.
Menteri Bambang menjelaskan pengelolaan gambut dalam perspektif pembangunan nasional. “Pentingnya restorasi dan kelestarian lahan gambut tidak hanya berfungsi sebagai penopang sistem penyangga kehidupan dan lingkungan, namun juga memberikan dampak dan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat, pemerintah daerah dan pembangunan nasional,” jelas beliau.
Dalam konteks perencanaan pembangunan nasional, strategi pengendalian kebakaran hutan dan lahan dan restorasi gambut telah diintegrasikan oleh Kementerian PPN/Bappenas ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017.
Khusus RKP Tahun 2017, substansi restorasi gambut dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan telah menjadi bagian dari prioritas nasional, yaitu Prioritas Nasional Kesehatan serta Prioritas Nasional Desa dan Kawasan Pedesaan.
“Di dalam Prioritas Nasional Kesehatan, strateginya adalah untuk mengurangi potensi ISPA akibat gangguan asap kebakaran hutan dan lahan, sehingga seluruh kawasan hutan perlu dilindungi dari kebakaran, serta luasan kebakaran dan hari status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan perlu diturunkan,” jelas Menteri Bambang.
Sementara untuk Prioritas Nasional Desa dan Kawasan Perdesaan, diarahkan untuk meningkatkan keberdayaan lahan gambut melalui restorasi ekosistem gambut seluas 400 ribu hektar yang tersebar di tujuh provinsi, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Di akhir sambutan, Menteri Bambang mengajak seluruh pihak, baik antar instansi pemerintah, pemda, dunia usaha, masyarakat sipil, maupun para pakar, untuk saling bekerjasama dalam upaya restorasi gambut.
“Besar harapan kami simposium ini dapat sekaligus menjadi wadah yang baik dan efektif untuk untuk saling belajar, saling tukar informasi, dan saling tukar pikiran. Juga mampu memperkaya pengetahuan dan bermanfaat besar dalam melandasi kebijakan dan program-program yang akan dijalankan ke depan,” pungkas Menteri Bambang.