Manfaatkan Peluang Industri 4.0, Menteri Bambang Prediksi Sektor Manufaktur Tumbuh di Atas 20 Persen dari PDB
Berita Utama - Rabu, 13 Maret 2019
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini Indonesia berada pada waktu dan situasi yang tepat untuk mengadopsi industri 4.0, dimana sektor manufaktur sudah cukup matang serta dalam posisi yang tepat untuk mengadopsi teknologi baru. Ada dua aspek pendorong perubahan suatu industri, yaitu dari sisi sosial-ekonomi dan demografi serta teknologi. Dari sisi sosial-ekonomi dan demografi meliputi berubahnya jenis pekerjaan yang menjadi lebih fleksibel, peran dari kelas menengah, perubahan iklim, dan ketidakstabilan geopolitik.
“Kalau bicara perubahan dari sisi teknologi, maka yang mengubah bisnis secara lebih drastis adalah mobile internet dan cloud technology, big data yang akan menjadi harta karun di masa depan, energy supplies and technology, internet of things, dan sharing economy and crowdsourcing. Itulah masa depan dari industri yang akan kita hadapi,” jelas Menteri Bambang saat memberikan sambutan dalam Digital Economic Forum, Rabu (13/3) di Hotel JW Marriot.
Saat ini perusahaan besar dunia didominasi oleh perusahaan teknologi yang membalikkan tren global dalam kurun waktu kurang dari dua dekade. Perkembangan teknologi digital tidak hanya menggeser lanskap persaingan global, tetapi juga membuka peluang baru di bidang yang belum pernah ada. Teknologi juga membawa persaingan lainnya ke pasar dengan usia rata-rata perusahaan S&P 500 tahun secara signifikan menurun kurang dari 20 tahun dalam lima dekade.
“Setidaknya 310 lebih perusahaan yang berhasil mendistrupsi pasar dan menjadi pemain global. Di Indonesia sendiri ada empat perusahaan yang masuk dalam global unicorn club, yaitu Bukalapak dan Tokopedia berbasis e-commerce, GoJek berbasis on demand, dan Traveloka berbasis travel tech. Jadi, artinya kalau kita bicara sudahkah Indonesia mengadopsi industri 4.0, jawabannya sudah dalam proses dan yang lebih penting kita punya kemampuan sehingga startup kita bisa menjadi unicorns dan suatu saat nanti menjadi decacorns, dan jumlahnya lebih dari satu. Ini yang saya tekankan, Indonesia memiliki kapabilitas untuk menghadapi industri 4.0,” ujar Menteri Bambang.
Selanjutnya, Menteri Bambang menjelaskan untuk membuat Indonesia menjadi industri 4.0, hal penting yang harus diperhatikan adalah Indonesia harus tetap kompetitif di era digital dan merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia. Sektor manufaktur Indonesia saat ini berada dalam fase perkembangan yang menentukan, dimana perubahan teknologi yang cepat menghadirkan peluang dan tantangan, terutama yang terkait dengan perkembangan teknologi digital. “Dampak dari 4.0, kita akan mendapatkan ekonomi yang kokoh dan kuat dengan pertumbuhan lapangan kerja dan kontribusi manufaktur lebih tinggi. Kami membuat estimasi keuntungan dari Indonesia 4.0 adalah PDB kita akan bertambah 1-2 persen per tahun dibandingkan baseline dalam periode 2018-2030, job creation akan ada sekitar 10 juta tambahan kesempatan kerja dibanding baseline sampai dengan 2030, serta manufaktur akan tumbuh di atas 20 persen dari PDB,” jelas beliau.