Indonesia Forum 2018: Menteri Bambang Dorong Pembangunan Sektor Industri Capai SDGs
Berita Utama - Jumat, 07 Desember 2018
JAKARTA, 7 Desember 2018 – Kementerian PPN/Bappenas bekerjasama dengan Yayasan Indonesia Forum menggelar Seminar Indonesia Forum 2018: Sustainable Development Goals (SDGs) di Era Revolusi Industri 4.0, Jumat (7/12), di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto (DH) 1-5, Gedung Saleh Afiff, Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta. Topik utama seminar ini adalah bagaimana pencapaian SDGs di tengah era industri 4.0 untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet bumi dan memastikan semua orang dapat menikmati perdamaian dan kesejahteraan. Melanjutkan kesuksesan Millennium Development Goals (MDGs), terdapat 17 Tujuan SDGs yang melingkupi area baru, seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi. 17 Tujuan tersebut menjadi kerangka bersama pemangku kepentingan di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bersama yang berkelanjutan.
“Meskipun belum berhasil mencapai semua sasaran indikator, Indonesia terbilang sukses menerapkan MDGs dengan capaian 47 poin dari total 67 indikator. Capaian tersebut adalah tingkat kemiskinan berhasil turun dari 15,97 persen pada 2005 menjadi 9,82 persen tahun ini. Tingkat ketimpangan juga turun dari 0,408 pada 2015 menjadi 0,389 pada 2018. Pertumbuhan ekonomi, meski relatif stagnan pada kisaran 5 persen, tetapi terus mengalami tren peningkatan sejak 2015. Ke depan, Indonesia juga diperkirakan masuk menjadi negara upper middle income pada dua atau tiga tahun mendatang. Meskipun mencapai beberapa hasil positif di dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun kita tidak boleh berdiam diri. Untuk itu, saya mendorong sektor industri sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga perekonomian nasional dapat tetap tumbuh stabil dan berkesinambungan,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam sambutannya sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Indonesia Forum, yaitu merupakan institusi independen dan non-profit berbentuk Yayasan (Foundation) yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan guna mewujudkan Indonesia Maju di 2045.
Keberadaan Revolusi Industri 4.0 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan perekonomian ke depan. Di satu sisi, digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam aktivitas ekonomi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern, serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen. Namun di sisi lain, perkembangan Revolusi Industri 4.0 berpotensi menyebabkan hilangnya pekerjaan di dunia. Studi Mckinsey memperkirakan 60 persen jabatan pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di Indonesia diperkirakan 51,8 persen potensi pekerjaan yang akan hilang. “Meskipun era Revolusi Industri 4.0 akan memberikan banyak tantangan, namun saya berpandangan sisi positifnya akan jauh lebih besar, dan bukan tidak mungkin Revolusi Industri 4.0 dapat membantu Indonesia mencapai tujuan dalam SDGs,” jelas Menteri Bambang.
Untuk SDGs Tujuan 1: Tanpa Kemiskinan, penggunaan teknologi digital membantu penyaluran bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Pengembangan teknologi juga membantu tercapainya inklusi keuangan dan memberikan akses keuangan lebih luas pada masyarakat miskin. Untuk SDGs Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas, berkembangnya teknologi internet memungkinkan proses pembelajaran jarak jauh dengan biaya yang rendah. Selain itu, dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan, kita bisa menentukan dengan lebih akurat alokasi waktu dan materi pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Pengembangan teknologi digital juga membantu mengurangi ketimpangan gender sesuai SDGs Tujuan 5: Kesetaraan Gender, karena penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam proses rekrutmen tenaga kerja dapat mengurangi potensi bias gender pembuat kebijakan. Untuk SDGs Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, peran teknologi digital jelas terlihat dalam pengembangan sektor e-commerce di Indonesia. Melalui platform digital seperti Bukalapak atau Tokopedia, UMKM memiliki akses yang lebih baik untuk memasarkan produknya. Contoh lain adalah GrabBike yang mampu menyediakan pekerjaan baru yang lebih baik bagi banyak orang di berbagai kota.
Dengan melihat potensi dan peluang Revolusi Industri 4.0 ke depan dalam mendukung pencapaian SDGs, tema seminar hari ini akan memfokuskan pada tiga sub topik. SUBTOPIK 1: MENDORONG INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN DI ERA INDUSTRI 4.0, yang mendukung pencapaian SDGs Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Tujuan 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta Tujuan 10: Berkurangnya Kesenjangan. Revolusi Industri 4.0 mengubah proses produksi dengan cepat, yang berdampak pada pekerjaan dan produktivitas di berbagai sektor ekonomi. Perubahan cepat tersebut menuntut pelaku ekonomi untuk merespon dengan cepat pula dengan solusi yang baru dan berbeda. Untuk keluar menjadi pemenang dan memastikan manfaat yang diterima dirasakan bersama, prinsip SDGs “leaving no one behind”, inovasi, dan peran kewirausahaan merupakan kunci utama. Perkembangan teknologi digital menjadi potensi bagi Indonesia untuk mendorong inovasi dan kewirausahaan di berbagai sektor. Berkembangnya start-up business seperti BuBu, Moka, Lazada, Grab adalah contoh teknologi digital mendorong inovasi dan kewirausahaan. Ekonomi digital juga berpotensi meningkatkan inovasi tidak hanya di swasta, tetapi di pemerintahan, seperti aplikasi e-form pajak, Online Single Submission (OSS), atau Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR).
SUBTOPIK 2: INDUSTRI PARIWISATA & PERILAKU KONSUMEN ERA DIGITAL, yang mendukung pencapaian SDGs Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan Tujuan 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Industri pariwisata adalah salah industri dengan potensi terbesar di Indonesia, baik penyediaan lapangan kerja ataupun peningkatan nilai tambah dan devisa. Jika dibandingkan dengan negara peers, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Indonesia masih relatif rendah. Meski memiliki keindahan alam yang begitu banyak, pangsa kunjungan wisatawan mancanegara Indonesia baru 11,7 persen dari total wisatawan mancanegara di ASEAN. Untuk mengembangkan industri pariwisata dan menarik wisatawan mancanegara lebih banyak, Indonesia harus mengoptimalkan penggunaan teknologi digital. Survei World Bank (2018) menunjukkan 44 persen wisatawan menggunakan platform Tripadvisor, 22 persen menggunakan konten media sosial, dan 26 persen menggunakan situs panduan wisata untuk memutuskan tujuan wisata. Peran teknologi digital dalam industri pariwisata juga ditunjukkan dengan peningkatan yang signifikan jumlah wisatawan yang menggunakan aplikasi Airbnb untuk tempat menginap selama berwisata.
SUBTOPIK 3: PARTISIPASI PEREMPUAN DI BIDANG Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM), yang mendukung pencapaian SDGs Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas, Tujuan 5: Kesetaraan Gender, Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan Tujuan 10: Berkurangnya Kesenjangan. Menurut Menteri Bambang, subtopik ini adalah yang paling menarik karena dua alasan. Pertama, jika dibandingkan dengan negara maju, tingkat partisipasi angkatan perempuan dalam angkatan kerja Indonesia masih berada pada tingkat yang relatif rendah. Untuk mendorong perekonomian, peningkatan partisipasi perempuan dapat menjadi salah satu prioritas pembangunan ke depan. Kedua, dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, kemampuan dalam bidang studi STEM menjadi sangat penting. Namun bila diperhatikan, jumlah perempuan yang mengambil bidang studi STEM masih lebih sedikit. Dari setiap 100 laki-laki lulusan bidang teknik/teknologi, hanya terdapat 21 perempuan di bidang tersebut. Ke depan, jika kita mampu meningkatkan partisipasi perempuan di bidang STEM, maka perempuan akan semakin mudah berkompetisi di pasar tenaga kerja. “Melalui Indonesia Forum 2018 dan diskusi dengan sub-sub topik di atas, saya berharap dapat menghasilkan pemikiran kritis terhadap pencapaian tujuan SDGs di tengah era Revolusi Industri 4.0. Pemikiran yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi Kementerian PPN/Bappenas dalam menajamkan strategi pembangunan ke depan,” pungkas beliau.