Forum Inspirasi Percepatan Tingkatan Air Minum di Indonesia
Berita Utama - Rabu, 26 Oktober 2016
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar Indonesia hingga saat ini adalah masih tingginya jumlah anak yang terganggu pertumbuhannya dikarenakan kurang gizi, akses air bersih, dan sanitasi. Hal ini beliau sampaikan dalam Forum Inspirasi Percepatan Peningkatan Air Minum di Indonesia untuk meraih Universal Access 2019, pada Rabu (26/10) di Epicentrum XXI, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Selain itu, Indonesia juga sedang mengalami bonus demografi, artinya akan banyak kelompok usia muda, usia produktif yang jumlahnya lebih besar dibandingkan usia lanjut. Usia muda merupakan usia produktif dimana setiap anak muda harus memiliki kualitas hidup dan angkatan kerja yang baik. Namun, faktanya saat ini masih sepertiga dari anak usia balita mengalami childhood stunting yang dapat mengganggu kemampuan berpikir dan bekerja anak saat memasuki usia produktif.
“Kita harus dapat mencegah childhood stunting dari sekarang dengan cara memperbaiki gizi kelompok anak terlebih dahulu, seperti pada komunitas yang peduli akan hal ini dapat memastikan adanya akses air bersih dan sanitasi di setiap rumah tangga di Indonesia, dengan begitu dapat mencegah childhood stunting yang ujungnya meningkatkan kualitas kerja dan akhirnya menuju perekonomian nasional,” ujar Menteri Bambang.
Inisiasi dan terobosan terus dikembangkan untuk mempercepat pencapaian target pembangunan air minum dan sanitasi yang bermanfaat untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan pengurangan dampak ekonomi akibat buruknya kualitas lingkungan. Kolaborasi dengan pihak non-pemerintah wajib diinisiasi, untuk disinergikan dengan pendanaan pemerintah.
“Indonesia butuh pembiayaan alternatif untuk penyediaan air bersih dan sanitasi, alternatif tersebut adalah pembiayaan dari masyarakat dan pihak swasta yang merupakan mitra potensial, dapat bersinergi dengan dukungan pemerintah. Selain dari sisi bisnis, kemitraan dengan swasta dalam kerangka Corporate Social Responsibility merupakan satu aspek yang perlu disinergikan dengan dukungan pemerintah. Dan terakhir Skema keuangan mikro atau mikro kredit merupakan salah satu skema pembiayaan alternatif yang sedang diinisiasi oleh pemerintah,” jelas beliau.
Pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk akses air bersih dan sanitasi, adalah upaya bersama 8 pihak, yaitu pemerintah dan DPR, para akademisi dan tenaga ahli, filantropi dan pengusaha, serta organisasi masyarakat sipil dan media. “Kita berharap terobosan-terobosan yang disiapkan CSO (Civil Society Organization) bisa menjadi jawaban terhadap harapan masyarakat bahwa suatu saat mereka bisa menikmati akses layanan dasar seperti warga negara Indonesia pada umumnya,” tegas Menteri Bambang