Bicara di Youth Talks: Yuk Pindah Ibu Kota, Menteri Bambang Jelaskan Pentingnya Pemindahan Ibu Kota Negara bagi Kaum Muda
Berita Utama - Selasa, 20 Agustus 2019
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyapa anak muda generasi milenial hingga generasi Z untuk berbagi urgensi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) melalui acara “Youth Talks: Yuk Pindah Ibu Kota” yang digelar di Gedung Bappenas, Selasa (20/8). Senada dengan Pidato Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 16 Agustus lalu, Menteri Bambang menegaskan pentingnya pemindahan IKN sebagai simbol representasi bangsa. “Ibu kota baru harus mengakomodasi semua wilayah Indonesia, harus di tengah, di Kalimantan, untuk mewujudkan Indonesia-sentris, mendorong pemerataan pembangunan, dan memacu pertumbuhan ekonomi. Nah, peran anak muda penting untuk pemindahan ibu kota baru karena setelah ibu kota pindah, anak muda yang akan memimpin Indonesia di ibu kota baru,” ujar Menteri Bambang.
Ibu kota baru di Kalimantan akan mengusung konsep forest city untuk menurunkan suhu kota. Transportasi publik akan menjadi andalan IKN, dimulai dari trem, LRT, bus, dan angkutan lainnya untuk menghindari potensi polusi dan kemacetan. Pertama, simbol identitas bangsa. Kedua, Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable. Ketiga, modern dan berstandar internasional. Keempat, tata kelola pemerintahan yang efisien dan efektif. “Jakarta akan menjadi pusat keuangan, bisnis, perdagangan, dan jasa seperti New York, sementara ibu kota baru akan menjadi pusat pemerintahan seperti Washington DC. Jakarta tetap membawa ekonomi Indonesia lebih maju, akan menjadi pesaing Singapura,” tegas Menteri Bambang.
Saat ini, sesuai kajian Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta sudah tidak layak menjadi ibu kota Indonesia. Fakta menunjukkan Jakarta adalah kota yang sangat padat, terpadat kesembilan di dunia, yang menghadapi berbagai komplikasi isu, dari rawan bencana banjir hingga polusi udara. "Saya sepuluh hari lalu ke Papua. Di Jayapura dan Nabire, saya tengok ke atas, langitnya biru dan sangat bersih. Di Jakarta, kita tengok ke atas dan lama lagi, tidak dapat tuh blue sky-nya. Kalau statusnya, malah ada haze. Kabut yang bukan alami, tetapi karena polusi udara,” jelas Menteri Bambang. Polusi di Jakarta tidak hanya terjadi di udara, tetapi juga di air. Sungai Ciliwung sudah tercemar bahan kimia, buangan manusia, juga sampah sehingga tidak bisa menjadi sumber air bersih bagi Jakarta. Pemindahan IKN akan mengurangi beban Jakarta yang saat ini sudah krisis air bersih.
“Jakarta sudah terlalu banyak penduduknya. Akibat terlalu banyak orang, maka dari tempat tinggal ke tempat kerjanya, mereka mengalami kemacetan. Ketika bermacet ria di jalan, butuh 1 jam ke tempat kerja. Anda harus bertanya ke diri sendiri, kalau 2 jam di kendaraan setiap harinya untuk pulang pergi, saya bisa apa dengan 2 jam. Itu ada opportunity yang hilang karena kemacetan. Kalau ada 2 jam yang saya tidak habiskan di jalan, maka saya bisa ketemu istri, suami, dan anak saya, itu namanya quality of life. Kemacetan itu tidak harus kita terima dengan pasrah, tapi harus kita atasi,” tutup Menteri Bambang.