Berperan Sebagai Clearing House, Bappenas Pastikan Pencegahan Stunting di Indonesia
Berita Utama - Senin, 20 Januari 2020
Hadiri Indonesia Millenial Summit 2020 pada Jumat (17/1), di The Tribrata Darmawangsa Jakarta, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjadi pembicara kunci dalam sesi “Achieving Sustainable Development Goals: Lessons and Learnings”. Dalam diskusi yang diselenggarakan IDN Media tersebut, Menteri Suharso membahas rencana pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor, mulai dari stunting (kekerdilan) hingga flexiwork.
Terkait kekerdilan, saat ini, angka stunting di Indonesia masih berada di angka 27,7 persen (2019) dan diharapkan turun hingga angka 27,1 persen di akhir 2020, sesuai target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020. Target penurunan tersebut sejalan dengan amanat Presiden RI Jokowi untuk menekan angka stunting hingga ke angka 14 persen, sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dalam menanggulangi stunting, Kementerian PPN/Bappenas bersama Kementerian Kesehatan terus berupaya memastikan anak Indonesia mendapat nutrisi dan gizi yang tepat di 1000 Hari Pertama Kehidupan dan 30 bulan setelah pembuahan. Fase tersebut merupakan golden time untuk mencegah stunting. “Kata kunci dalam stunting adalah pentingnya 1.000 Hari Pertama Kelahiran. Kementerian PPN/Bappenas berperan sebagai clearing house dari setiap perencanaan pembangunan di semua sektor, termasuk pencegahan stunting, bersama Kementerian PPN/Bappenas,” jelas Menteri Suharso.
Menteri Suharso juga mengajak semua kementerian/lembaga untuk bahu-membahu dan bekerja sesuai pembagian intervensi, baik intervensi sensitif maupun intervensi spesifik seperti Kementerian Kesehatan. Intervensi spesifik membidik langsung pada pokok persoalan, semisal bagaimana mencegah pernikahan remaja usia di bawah 17 tahun. Saat ini, Kementerian PPN/Bappenas mendorong strategi peningkatan usia minimal wanita untuk menikah dan mengubah referensi dewasa menjadi 18 tahun. Strategi tersebut diharapkan mampu untuk membuat wanita lebih siap untuk menikah dan lebih mempersiapkan gizi anak, utamanya pada saat golden time.