Bappenas-Kemenpora Undang Pemuda Bahas Visi Indonesia Emas 2045
Berita Utama - Rabu, 10 Januari 2024
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Ario Bimo Nandito Ariotedjo berdialog lintas generasi untuk menghimpun aspirasi terkait strategi mewujudkan Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Rabu (10/1). “Saya perlu menegaskan betapa pentingnya mukadimah pembukaan UUD 1945 yang memuat visi abadi NKRI. Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang itu asal muasalnya dari visi itu, kalau kita tidak punya visi, cita-cita negara, tidak akan nada negara ini,” jelas Menteri Suharso dalam Bincang Lintas Generasi Menuju Indonesia Emas.
Menpora Dito menyatakan pentingnya masukan dari para pemuda yang bergerak di bidang politik hingga dunia profesional untuk menajamkan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. “Dalam rangka mematangkan RPJPN 2025-2045, butuh banyak masukan bagaimana kebijakan pemerintah yang harus ada dalam prioritas 2025-2045. Karena kita harus akui saat ini fokus Indonesia sedang terpecah dengan agenda Pemilu 2024. Justru itu kita harus kerja lebih intens, harus bisa memastikan pengembangan anak muda dan keberlanjutannya,” urai Menpora Dito.
RPJPN 2025-2045 menargetkan pendapatan per kapita Indonesia setara dengan negara maju mencapai USD 30.300 di 2045. Kementerian PPN/Bappenas telah menghitung threshold upper middle income country mencapai USD 22.000 di 2045. Untuk itu, Indonesia harus mampu melampaui target tersebut jika ingin menjadi negara maju sesuai yang dicita-citakan. Menteri Suharso menerima masukan dari para pemuda terkait strategi yang harus dilakukan Indonesia.
Beberapa masukan tersebut, antara lain memastikan kesinambungan antara dunia industri dan dunia pendidikan, mentransformasi skema jaminan sosial terutama bagi pekerja informal, pentingnya kesehatan mental, transformasi tata kelola publik, pelibatan peran anak muda, kepastian meritokrasi, hingga pentingnya kebahagiaan.
“Penyusunan RPJPN 2025-2045 ini memang evidence based, tetapi juga harus dipastikan bisa tercapai atau tidak. Jangan sampai kita membuat target yang tidak bisa kita capai. Sehingga reformasi saja tidak cukup, perlu transformasi,” pungkas Menteri Suharso.