Buku berjudul Menuju Indonesia Emas: Refleksi dan Visi Pembangunan 2005-2045. Ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian PPN/Bappenas dengan LP3ES. Penulis Kementerian PPN/Bappenas diwakili oleh sejumlah perencana, mulai dari Perencana Ahli Pertama sampai Perencana Ahli Utama, dengan bidang keahlian yang beragam. Sementara penulis LP3ES diwakili oleh sejumlah staf peneliti dan associate dengan bidang keahlian yang beragam pula.
Tulisan-tulisan yang diangkat berfokus pada, (i) dinamika Pembangunan- ekonomi, politik, hukum, sumber daya manusia, tata kelola, pertahanan dan keamanan, diplomasi, lingkungan hidup, sumber daya alam, dan lain-lain- dalam kurun waktu 20 tahun terakhir (2005-2025) yang dianalisis menggunakan lensa refleksi, dan (ii) konsep rencana pembangunan dalam kurun waktu 20 tahun ke depan (2025-2045) yang dibahasakan sebagai visi.
Lensa refleksi dipakai untuk memotret dinamika pembangunan yang pengelompokannya mengikuti alur pikir RPJPN 2005-2025. Di sini, para penulis menemukan sejumlah masalah, hambatan, bahkan ketidaktercapaian target dan lain-lain, yang keseluruhannya mesti menjadi pembelajaran sekaligus masukan dalam penyusunan RPJPN 2025-2045. Pada saat yang sama, para penulis juga menemukan beberapa pencapaian yang layak diapresiasi sebagai buah manis dari kerja keras yang telah dilakukan. Sementara lensa visi digunakan untuk menggarisbawahi langkah-langkah yang mesti diambil agar cita-cita Indonesia Emas 2045 bisa terwujud. Karena isu besar yang disoroti adalah "pembangunan", maka baik bidikan lensa refleksi maupun visi berjalan di atas garis yang sama. Dan benang merahnya adalah ini: Ikhtiar untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 sebagian atau seluruhnya hampir bisa dipastikan dihambat oleh masalah-masalah yang belum dapat diatasi dalam periode 2005-2025.
Pada akhirnya, belasan tulisan di dalam buku ini mengirim pesan bahwa jalan menuju Indonesia Emas 2045 sama sekali tidak mudah. Para penulis bahkan ingin mengatakan bahwa Indonesia Emas bukanlah bukit, melainkan sebuah gunung tinggi. Maka, untuk dapat mencapai puncaknya dibutuhkan energi yang sangat besar. Energi dimaksud bisa dalam bentuk strategi yang tepat, perencanaan yang baik, kemauan politik, dan lain sebagainya.