Pemerintah pusat dan daerah di seluruh dunia mengelola data set yangsangat berharga dalam jumlah besar tetapi potensinya belum dimanfaatkan oleh sektor publik maupun swasta secara optimal. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya atau interface. Pulse Lab Jakarta (PLJ), program kerja sama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UN Global Pulse, dibentuk untukmendukung sektor publik membangun kemampuan analisis dan kapasitas teknologi untuk memanfaatkan sumber data digital yang dikenal dengan “Big Data” dalam memonitor program perencanaan dan pembangunan sosial.
Upaya pemanfaatan potensi “Big Data” untuk pembangunan dan mempromosikan inovasi data pada sektor publik, Bappenas melalui Pulse Lab Jakartadan disponsori PT. Jasa Marga Tbk., menyelenggarakan workshop yang terdiri atas seminar dan hackathon dengan tema “Data Untuk Pelayanan Publik Yang Lebih Baik” yang berlangsung pada 26 – 27 September di Hotel Amaroossa, Bandung.
Tujuan dari workshop ini adalah untuk mempromosikan dan membangun kesadaran lembaga pemerintah, sektor publik, swasta dan akademisi tentang peluang penggunaan inovasi data guna memenuhi kebutuhan sektor publik di Indonesia.
Workshop yang dihadiri oleh Walikota Bandung, M. Ridwan Kamil ST., MUP berlangsung selama dua hari, diawali seminar dihari pertama dengan pembicara Giulio Quaggioto (Pulse Lab Jakarta Manager), Dr. Yudhistira Dwi Wardhana Asnar (ITB), Rudy Mahmud Zafrullah (Kepala Pusdalisbang Bappeda Prov. Jawa Barat), Togar Siallagan (Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS), D. Hari Pratama(Vice President Information Technology PT. Jasa Marga)dan Imron Zuhri (Komisaris PT. MediaTrac). Sedangkan kontributor Dr. Adhi Santika, Dr. Guardian Sandjaya, Bapak Hasan Yusuf dan Bapak Andaru Pramudito Suhud berbicara pada sesi diskusi grup yang dibagi dalam topik kesehatan, transportasi dan civic engagement.
Pada pembukaan seminar, Plt. Kepala Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Oktorialdi, menyampaikan bahwa workshop ini diselenggarakan sebagai wujud nyata untuk dapat menciptakan cara-cara baru sebagai solusi bagi permasalahan yang muncul dalam pembangunan. Selanjutnya, beliau menyampaikan harapannya agar setelah acara berakhir, setiap peserta yang hadir dapat menghasilkan 1 atau 2 usulan nyata tentang bagaimana mendayagunakan Big Data untuk meningkatkan pelayanan publik.
Sementara itu, agenda hackaton dilaksanakan di Bandung Digital Valley. Acara ini mengundang para pengembang aplikasi untuk berkompetisi selama 24 jam dalam mengembangkan aplikasi inovatif yang menampilkan penggunaan data dari sektor publik dengan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan dan transportasi. Para pengembang aplikasi diundang untuk menunjukkan dan mendiskusikan karya mereka dihadapan para pembuat kebijakan, akademisi dan sektor swasta. Pemenang pertama dan kedua dari masing-masing kategori dalam perlombaan ini:
- Aplikasi Dynamic Route Guide (DRG) yang dikembangkan oleh Ismail Hamzah memenangkan hadiah pertama sebesar Rp. 15.000.000 untuk topik transportasi. Aplikasi ini memiliki fitur crowdsourcing dan berguna untuk memprediksikan lalu lintas, kejahatan dan layanan rute perjalanan yang memungkinkan pengguna (user) untuk check-in menggunakan Global Positioning System (GPS) dari telepon genggam untuk memberitahu teman lokasi mereka saat itu. Sedangkan Assistoll yang dibuat oleh Muhammad Hasby, Dominikus D. Putranto, dan Halida Astatin ditetapkan sebagai pemenang kedua pada kategori transportasi dan berhak mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 7.500.000. Aplikasi Assistoll dirancang untuk membantu pengumpulan data PT. Jasa Marga dengan fitur rute dan biaya tol, informasi fasilitas dan rest area, serta travelling buddy untuk pengemudi.
- Pada topik kesehatan, aplikasi BaPaJaSa yang dibuat oleh Muhammad Ikhsan, Aisyah Dzulqaidah, dan Tito D.K. Siregar berhasil mendapatkan posisi sebagai pemenang pertama. Aplikasi BaPaJaSa memungkinkan pengguna untuk mengetahui fasilitas kesehatan terdekat yang diberikan dan direkomendasikan oleh BPJS Kesehatan. Sedangkan pemenang kedua untuk kategori kesehatan adalah aplikasi K{A}RMA yang dikembangkan oleh Ardi Priasa, Dhamar Prasetyo, dan Fajar Faturochman. Aplikasi K{A}RMA memungkinkan masyarakat untuk memanggil ambulans, meminta transfusi darah, menemukan fasilitas kesehatan berdasarkan lokasi, tipe pelayanan dan ketersediaan kamar di rumah sakit.
Unduh Paparan :
- Bigdata What Opportunities For Better Public Services
- Data for A better Public Service
- Penggunaan Data Dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan
- Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik
- Big Data Analytics For Public Service Improvement
- Penerapan Open Data di Pemprov Jawa Barat
- Penggunaan Data Dalam Civic Engagement