Penilaian Independen Sektor Infrastruktur Energi Indonesia

Energi sangat penting bagi pembangunan ekonomi. Akan tetapi, kebijakan energi perlu seimbang dengan beragam tujuan — menjaga ketersediaan, akses yang terjangkau untuk layanan energi dan keberlangsungan.

Ketegangan di antara semua hal ini sudah jelas. Investasi yang diperlukan untuk menyediakan pasokan yang aman, khususnya di negara seperti Indonesia dengan infrastruktur yang tidak memadai dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, sehingga membuat keterjangkauan lebih sulit untuk dicapai. Adapun penekanan pada upaya meminimalkan harga mungkin bertentangan dengan prinsip keberlanjutan dan hal ini mendorong penggunaan bahan bakar fosil berbiaya lebih rendah meskipun ada kerusakan lingkungan dan kesehatan.

Identifikasi bauran kebijakan yang tepat untuk memenuhi berbagai tujuan ini memainkan berperan penting dalam perumusan komponen energi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, 2020-2024. Untuk membantu hal ini, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerja sama dengan Bank Pembangunan Asia dan tim konsultannya untuk mengevaluasi tantangan utama yang dihadapi sector energi selama lima tahun ke depan dan untuk mengembangkan proposal kebijakan yang menanggapi hal ini. Kertas Putih ini merupakan kesimpulan dari penilaian ini dan usulan yang dihasilkan

Independent Assessment of Indonesia's Energy Infrastructure Sector

Energy is critical to economic development. But energy policy needs to balance multiple objectives—securityof supply, affordability of access to energy services and sustainability. The tensions between these are readily apparent. The investments required to deliver secure supplies, particularly in a country such as Indonesia with inadequate existing infrastructure and rapid economic growth, make affordability harder to achieve. And an emphasis on minimising prices may work against sustainability— encouraging the use of lowercost fossil fuels despite their environmental and health damages.

Identifying the appropriate policy mix to meet these multiple objectives plays a critical part in the formulation of the energy components of the Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, 2020-2024. To assist in this, the Ministry of National Development Planning (Bappenas) has been working closely with the Asian Development Bank and its team of consultants to assess the major challenges facing the energy sector over the next five years and to develop policy proposals responding to these. This White Paper represents the conclusions of this assessment and the proposals that result from it.

Skema Model Implementasi dan Penyaluran Pendanaan Luar Negeri Bilateral

Keterbatasan model pelaksanaan dan penyaluran pendanaan luar negeri yang hanya dapat digunakan untuk pembiayaan proyek yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat dan BUMN membuat fleksibilitas pemanfaatan pendanaan luar negeri bilateral menjadi terbatas. Di sisi lain, kebutuhan pembiayaan proyek-proyek yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sangat besar. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan model pelaksanaan dan penyaluran pendanaan (Financing Delivery Model/ FDM) dari luar negeri untuk proyek-proyek yang menjadi tanggung jawab Pemda dan BUMD terutama proyek-proyek lintas batas administrasi daerah sehingga pendanaan bilateral dapat direalisasikan dengan optimal dan efektif.

Diagnosis Pertumbuhan Indonesia

Pelaksanaan studi Growth Diagnostics untuk mengidentifikasi kendala utama pertumbuhan ekonomi Indonesia telah dimulai sejak awal tahun 2018. Sebelumnya di bulan Desember 2017, kami mengundang Prof. Ricardo Hausmann dari Harvard University untuk memberi kuliah umum dan workshop mengenai Growth Diagnostics yang dibantu oleh pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT). Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada DFAT yang telah memfasilitasi terlaksananya kunjungan Prof. Ricardo Hausmann untuk berbagai pengetahuan tentang metode Growth Diagnostics..

Indonesia's Occupational Tasks and Skills

Indonesia’s Occupational Tasks and Skills (Indotask) pilot is a timely effort to meet the data needs for workforce development policy and skills monitoring. Technological change and other megatrends are influencing the optimal allocation of skills to tasks in the labor market. The Government of Indonesia is determined to develop an advanced labor market information system to provide reliable and timely information needed for making sound policy decisions and informing key labor market actors. The COVID-19 pandemic and crisis have accelerated the need for labor market monitoring that puts occupations’ dynamics, skills, and tasks at the center.

Indonesia's Occupational Tasks and Skills

The Indonesia’s Occupational Employment Outlook 2020 is a joint effort of the World Bank and Indonesia’s Ministry of National Development Planning (Bappenas). This technical report analyzes data from Occupational Employment and Vacancy Survey (OEVS) and was prepared by a World Bank team comprising Julia Granata (Labor Economist, World Bank Consultant), Juul Pinxten (Economist), and Josefina Posadas (Senior Economist). The OEVS is a pilot survey run for the first time in Indonesia using best practices from other high- and upper-middle-income countries. Wendy Cunningham (Lead Economist), Josefina Posadas (Senior Economist), and Maria Monica Wihardja (Economist) developed the instrument and supervised the data collection. Poer Wanto and Muhammad Farid carried out the sample design and provided support during data collection. SurveyMETER did an outstanding job in collecting the data. Juul Pinxten (Economist) performed the qualitative work. Abror Tregar Pradana provided excellent assistance in the analysis to support design of the survey and quality control of the data. The report team thanks Camilla Holmemo (Practice Leader for Human Development, Indonesia and Timor Leste), Mauro Testaverde (Senior Economist), and Maria Monica Wihardja for useful comments on the report.

Buku Unlikely Heroes

Buku Unlikely Heroes diterbitkan sebagai rekam perjalanan dan kerja nyata pemerintah dari masa ke masa dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat terus dilakukan dari satu rezim ke rezim lainnya mengikuti berbagai mazhab pembangunan yang diyakini sebagai yang terbaik pada masanya. Nama program dan pendekatannya berbeda mengikuti situasi politik dalam negeri serta politik internasional yang saling memengaruhi dalam suatu proses yang dialektik. 

Dengan demikian, ada baiknya kita mengetahui upaya-upaya pemberdayaan yang diprakarsai pemerintah dari masa ke masa melalui penuturan para pelaku di dalam birokrasi, dilengkapi pandangan para aktivis yang terjun langsung di akar rumput.  Buku ini adalah mengenai itu semua. Melalui wawancara dengan tokoh-tokoh yang diseleksi dalam buku ini, kita mengetahui dinamika persoalan, baik secara struktural maupun di dalam diri secara individual. Kerja pemberdayaan bukan merupakan tujuan, melainkan salah satu sarana strategis untuk berjalan menuju kepada tujuan besar; yaitu cita-cita bangsa ini. 

Download Versi Bahasa Indonesia

Download Versi Bahasa Inggris

Indonesia Growth Diagnostics: Startegic Priority to Boost Economic Growth

The Growth Diagnositics Study, to identify the most constraint of Indonesia's economic growth, started in early 2018. Previously in December 2017, we invited Prof. Ricardo Hausman from Harvard University to give a public lecture and worksjop regarding Growth Diagnostics in Jakarta with funding from the Australian Government through the Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT). We would like to thank DFAT for making it possible for us to learn about the tools and mechanics of Growth Diagnostics directly from Prof. Ricardo Husman

Policies to support the development of Indonesia's manufacturing sector during 2020-2024; a joint ADB-Bappenas Report (pdf)

This report provides a solid basis for Indonesia’s policy makers to start thinking about the policies that the country needs to implement to support the nation’s development in the medium and long term. Indonesia’s experience suggests that the country needs new economic policies if it wants to become an upper-middle-income economy as soon as possible. The analysis in the report shows why Indonesia has not been able to grow beyond 5.5% in recent years. The reason is that the country’s potential and balance- of-payment growth rates do not allow faster growth. Analysis of the determinants of these two growth rates shows that the structure of our economy, especially the role played by the manufacturing sector, is fundamental. Therefore, the development of the manufacturing sector is necessary to unlock Indonesia’s growth in the medium and long term

Ringkasan Eksekutif Visi Indonesia 2045

Visi Indonesia 2045 disusun selama dua tahun. Visi ini tidak hanya memberi gambaran mengenai wujud Indonesia pada tahun 2045 tetapi juga peta jalan yang mampu dan perlu dicapai pada tahun 2045. Penyusunan Visi melibatkan semua pemangku kebijakan di lingkungan eksekutif, yudikatif, dan legislatif; pendidikan tinggi; generasi muda; serta berbagai lembaga profesi.