TPerlambatan terjadi hampir di semua negara dunia. Perlambatan aktivitas ekonomi global mendorong perlambatan harga komoditas global dan mendorong pelonggaran moneter. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 melambat, tapi masih cukup tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Perekonomian Sumatera tahun 2019 meningkat didorong oleh membaiknya kinerja perekonomian Riau dan Kep. Riau. Riau dan Kep. Riau dapat tumbuh tinggi didorong oleh pertumbuhan Industri Pengolahan sejalan dengan peningkatan harga kelapa sawit dan karet. Perekonomian Jabar, DKI Jakarta, Banten dan Bali melambat, menyebabkan perekonomian Jawa-Bali secara keseluruhan tertahan. Perekonomian Kalimantan meningkat didorong oleh kinerja perekonomian Kaltim, Kaltara, dan Kalteng. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi stagnan pada level 6,7%. Perekonomian Nusa Tenggara mengalami pertumbuhan didorong oleh meningkatnya konsumsi Rumah tangga dan Investasi di Provinsi NTT dan NTB dan juga didorong oleh peningkatan aktivitas pariwisata khususnya wisman di NTB dan peningkatan produksi tembaga seiring dengan pertumbuhan pertambangan yang mulai terkoreksi baik di NTB maupun di NTT. Perekonomian Maluku tahun 2019 mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi utamanya disebabkan oleh melambatnya kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan terjadi penurunan kinerja ekspor dan investasi. Pertumbuhan ekonomi di Papua mengalami penurunan utamanya disebabkan oleh melemahnya sektor pertambangan seiring dengan transisi metode pertambangan di Freeport. Namun, perkembangan ekonomi di Papua di luar pertambangan masih cukup baik.
Pada Januari 2020, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat. Namun dalam waktu kurang dari dua bulan IMF merevisi pertumbuhan ke bawah, bahkan diperkirakan bisa di bawah pertumbuhan 2019. Lembaga riset internasional memperkirakan penurunan lebih besar jika Covid-19 menjadi pandemik global. Dampak Covid-19 yang dialami Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi mengakibatkan investasi akan melambat, konsumsi RT mengalami penurunan sebagai akibat pembatasan perjalanan dan pergerakan masyarakat, kinerja ekspor impor terkena dampak penurunan aktivitas perdagangan dunia dan pelemahan ekonomi domestik, dan skenario optimis mengasumsikan tambahan stimulus fiskal sehingga mendorong peningkatan konsumsi pemerintah ada dan skenario pesimis,dorongan APBN terbatas.