Pencapaian Kinerja Pembangunan RPJMN 2020–2024

JAKARTA – Memasuki tahun akhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 serta berdasarkan mandat Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020–2024, Kementerian PPN/Bappenas melakukan Evaluasi Kinerja RPJMN 2020–2024 yang memuat hasil pengukuran kinerja 505 indikator pembangunan.

Perkembangan pencapaian kinerja RPJMN 2020-2024 tidak terlepas dari berbagai tantangan antara lain (1) pandemi dan krisis kesehatan global yang berdampak besar pada kesehatan masyarakat, ekonomi, dan stabilitas sosial termasuk prioritas pengalokasian anggaran APBN dan APBD; (2) ketegangan geopolitik atau konflik antarnegara; (3) kebijakan proteksionisme atau perubahan dalam aturan perdagangan internasional; serta (4) dampak perubahan iklim. Berbagai tantangan tersebut memberikan pengaruh terhadap akselerasi pencapaian target pembangunan.

Meskipun demikian, berdasarkan seluruh data capaian hingga tahun 2023, secara umum kinerja pembangunan telah menunjukkan perbaikan. Dihadapkan dengan pandemi Covid-19 dan ketidakstabilan global, tingkat kemiskinan berhasil turun menjadi satu digit sebesar 9,36 persen pada 2023. Ekonomi Indonesia juga mampu tumbuh 5,05 persen (yoy) di tengah risiko resesi dan pelemahan ekonomi global. Pemerintah juga telah meletakkan fondasi pembangunan yang kuat melalui pembangunan infrastruktur secara masif di antaranya pembangunan jalan tol, jalan baru, pelabuhan, dan bandara untuk memperkuat konektivitas wilayah. Selain itu, pemerintah juga terus berkomitmen untuk meningkatkan akses air minum dan akses sanitasi layak.

Status derajat kesehatan masyarakat juga terus membaik. Prevalensi stunting menunjukkan penurunan yang signifikan menjadi 21,5 persen pada 2023. Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional meningkat signifikan menjadi 95,92 persen pada 2023, yang berarti kondisinya hampir universal. Pembangunan sektor pendidikan di Indonesia menunjukkan perbaikan positif, ditandai dengan peningkatan rata-rata lama sekolah dan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi.

Berdasarkan hasil evaluasi, upaya yang perlu menjadi perhatian ke depan yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi, memperkuat industri pengolahan, menurunkan kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan, serta meningkatkan kualitas pembangunan manusia. Di samping itu, langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan energi dan pangan juga perlu mendapatkan perhatian optimal. Untuk mencapai hasil pembangunan yang lebih baik, pemerintah terus memperkuat desain program pembangunan yang lebih terintegrasi, mempertimbangkan faktor risiko-risiko pembangunan, serta memperkuat langkah-langkah pengendalian pelaksanaan pembangunan. Pencapaian target RPJMN periode sebelumnya akan terus diperkuat dan disinergikan dalam RPJMN 2025-2029.

Melalui informasi ini, Kementerian PPN/Bappenas menyampaikan bahwa:

  1. 19 Indikator RPJMN 2020-2024 (11 di antaranya diperkirakan tidak tercapai) yang disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, hanya menggambarkan sebagian kecil dari 505 indikator pembangunan RPJMN 2020-2024.
  2. Perkiraan ketidaktercapaian untuk 11 indikator tersebut, bukanlah suatu kegagalan atau tidak berarti nilai buruk, karena proses pembangunan adalah suatu upaya perbaikan yang kontinu, berkesinambungan dan berkelanjutan.
  3. Capaian indikator juga sangat bergantung dari target, asumsi, dan situasi kondisi saat proses pencapaian target. Hal ini sebagaimana telah disampaikan dipengaruhi antara lain oleh faktor pandemi dan pengaruh global.