Di HLF MSP: 2024 Indonesia Siap Berkolaborasi Kembangkan Potensi Ekonomi Biru Secara Global
Berita Pembangunan - Selasa, 03 September 2024
BALI – Dalam sesi paralel tematik "Unlocking the Blue Economy for Sustainable Growth" HLF MSP 2024, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, menekankan pentingnya pengembangan ekonomi biru sebagai sumber pertumbuhan masa depan yang berkelanjutan. Ekonomi biru yang mencakup sektor kelautan seperti perikanan, energi terbarukan, dan transportasi laut, diproyeksikan berpotensi menambah nilai lebih dari USD1,5 triliun per tahun dan mendukung lebih dari 30 juta lapangan kerja global. “Indonesia adalah negara kepulauan, laut kita adalah potensi besar, Indonesia memulai inisiatif mengoptimalkan ekonomi biru. kita bisa memiliki ekonomi biru. “Indonesia dan Asia siap untuk berkolaborasi dengan Anda semua untuk mengembangkan ekonomi biru, untuk meningkatkan penambahan nilai ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi,“ ungkap Deputi Amalia di hadapan delegasi Wakil Menteri Perdagangan Laos, Perwakilan OECD, dan delegasi negara lainnya dalam HLF MSP 2024, Selasa (3/9).
Lebih lanjut, Deputi Amalia menyampaikan bahwa Indonesia telah memulai berbagai inisiatif untuk mengembangkan ekonomi biru yang berkelanjutan dengan meluncurkan Blue Economy Roadmap yang dirumuskan Kementerian PPN/Bappenas, ekonomi biru juga telah menarik perhatian dan fokus pengembangan ekonomi dunia. Konsep ekonomi biru telah mendapatkan daya tarik yang signifikan di seluruh dunia karena negara dan kawasan menyadari pentingnya pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, mata pencaharian, dan kesehatan lingkungan, termasuk OECD dan Uni Eropa. “Ekonomi biru bukan hanya soal perikanan. Peta jalan ekonomi biru yang telah berhasil Indonesia susun mencakup berbagai sektor yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di masa depan, mencakup seluruh industri berbasis maritim, termasuk perdagangan, transportasi, bioteknologi, energi terbarukan, penelitian dan pendidikan,” jelas Deputi Ekonomi.
Namun demikian, Deputi Amalia juga menyoroti tantangan yang dihadapi, seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi laut, dan kerusakan ekosistem. Untuk itu, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong praktik-praktik ekonomi biru yang lebih berkelanjutan. Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi biru melalui kebijakan dan investasi yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan. "Kami siap berkolaborasi dengan dunia untuk mengembangkan ekonomi biru, karena ini adalah sumber penambahan nilai dan pertumbuhan ekonomi di masa depan," pungkas Deputi Amalia.