Menteri Suharso Arahkan Target Pembangunan Lima Tahun ke Depan Serealistis Mungkin dengan Pertimbangan Tantangan Global
Berita Utama - Rabu, 04 Desember 2019
JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Pra-Musrenbangnas Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (3/12). “Pra-Musrenbangnas ini merupakan bagian dari rangkaian konsultasi publik yang telah dilakukan baik di tingkat pusat maupun regional dengan daerah. Hasil pembahasan dalam Pra-Musrenbangnas ini akan menjadi masukan dalam penyusunan Rancangan Akhir RPJMN 2020-2024. Pembangunan lima tahun ke depan akan dilakukan dengan menggunakan prinsip THIS atau Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial. Sebagai contoh, pembangunan Pulau Sumatra dengan mengintegrasikan pengembangan destinasi pariwisata (Danau Toba, Padang Bukittinggi, Batam Bintan, dan Tj. Kelayang), pengembangan wilayah metropolitan (Medan dan Palembang), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (Sabang dan Ranai), dan Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus, dengan infrastruktur pendukung seperti Jalan Tol Trans Sumatra, jalan, bandara, pelabuhan, angkutan massal perkotaan, kereta api, pembangkit listrik tenaga uap, dan bendungan,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Menteri Suharso mencatat bahwa pembangunan lima tahun ke belakang telah memberikan beberapa capaian positif. Hingga Triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,04 persen, meningkat dari angka 4,88 persen pada 2015. Tingkat inflasi berhasil dijaga stabil pada kisaran 3 persen selama kurun lima tahun. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terus menurun dari 6,18 persen pada 2015 menjadi 5,28 persen pada Agustus 2019. Begitu pula dengan tingkat kemiskinan yang berhasil diturunkan di bawah 10 persen atau mencapai 9,41 persen pada Maret 2019. Dari sisi pembangunan manusia, IPM Indonesia pada 2019 telah masuk dalam kategori tinggi, yaitu mencapai 71,98, angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup terus menurun, dan prevalensi stunting pada anak di bawah dua tahun juga terus menurun.
Dari sisi infrastruktur, daya saing infrastruktur terus meningkat, dari peringkat 62 pada 2015 menjadi peringkat 52 pada 2017. Pembangunan transportasi meliputi pembangunan jalan tol telah melebihi target RPJMN 2015-2019 sebesar 1.000 km, dan tol laut dengan 15 trayek telah berdampak pada penurunan disparitas harga berbagai kebutuhan bahan pokok. Rasio elektrifikasi juga melampaui target RPJMN sebesar 96,6 persen. Peningkatan dilakukan melalui penambahan jaringan melalui listrik pedesaan, pembagian lampu tenaga surya hemat energi, dan pengalokasian anggaran pasang baru listrik 450 VA bagi rumah tangga miskin. Namun demikian, pembangunan nasional masih dihadapkan tantangan internal dan eksternal. “Dari sisi eksternal di antaranya risiko proteksionisme, pelemahan ekonomi China yang tajam (hard landing), normalisasi kebijakan moneter, peningkatan aliran populisme, stagnasi pertumbuhan, perlambatan harga komoditas, tingkat utang negara dunia yang tinggi, risiko Geopolitik, dan perlambatan ekonomi di EU dan potensi krisis di Amerika Latin. Sementara itu, dari sisi internal di antaranya tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer ke daerah yang terus meningkat, serta produktivitas tenaga kerja, kapital, dan total factor productivity yang masih rendah,” jelas Menteri Suharso.
Untuk itu, pembangunan ke depan akan diarahkan pada pembangunan berkualitas dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat dan kualitas manusia, menurunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran, berkurangnya kesenjangan pendapatan dan wilayah, serta terjaganya keberlanjutan lingkungan dan stabilitas ekonomi. “Target RPJMN 2020-2024 diproyeksi serealistis mungkin dengan mempertimbangkan tantangan dan peluang yang ada. Tingkat pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 6,0 persen per tahun, tingkat kemiskinan menurun menjadi 6,5-7 persen, dengan TPT antara 4,0-4,6 persen dan Gini Ratio mencapai 0,360-0,374, IPM mencapai 75,54, dan penurunan emisi GRK menuju target 29 persen di 2030,” pungkas beliau.