Menjaga Momentum Keberhasilan Asian Games 2018

Dari sisi ekonomi, event tersebut meningkatkan pariwisata, kesempatan kerja, dan kesempatan usaha, mempromosikan kota penyelenggaraan, serta menciptakan nilai tambah ekonomi. Dari sisi non-ekonomi, dapat membangun spirit kebersamaan, meningkatkan kerjasama antar wilayah dan negara, mengembangkan ide baru dan nilai budaya positif, pendidikan masyarakat, menambah pengalaman dan popular memory. Sementara dari sisi sarana dan prasarana, event tersebut menambah fasilitas olahraga baru, mendorong penataan kota, dan pembenahan infrastruktur.

“Manfaat Asian Games 2018 akan menjadi sangat maksimal jika ada peningkatan utilisasi venue maupun pemanfaatan aset fisik paska Asian Games 2018. Sebenarnya pemerintah Sumatera Selatan sudah memiliki pengalaman yang baik Paska SEA Games 2011. Pemerintah telah membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakabaring Sport City yang bertugas untuk mengelola aset keolahragaan di Jakabaring secara profesional, dan masyarakat umum telah memanfaatkan aset keolahragaan di Jakabaring ini untuk berwisata dan berolahraga ringan di hari libur dan biasa. Bahkan untuk 2019, sudah ada yang memesan untuk Kejuaraan Bowling, Canoe Kayak Rowing, Asia Shooting, dan Jakabaring Motor GP,” jelas Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam paparannya pada acara Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan Kementerian PPN/Bappenas, di Hotel Aryaduta Palembang, Rabu (26/09).

Dalam kurun 2011 hingga 2018, tercatat 42 event olahraga internasional dari berbagai cabang olahraga yang telah sukses dilaksanakan dan memanfaatkan secara optimal fasilitas infrastruktur olehraga di Jakabaring Sumatera Selatan, mulai dari pertandingan sepak takraw, sepak bola, voli, basket, badminton, golf, kano, hingga renang. Diantaranya adalah 26th SEA Games, ISTAF Super Series South Sumatera Indonesia 2012, 36th SEA Age Group Swimming Championship 2012, Asian Golf League Home Game Indonesia Warriors VS Dragon Malaysia, South East Asia Canoe Championship, 3rd Islamic Solidarity Games, 17th ASEAN University Games, Asia-Europe Football Club Competition, Davis Cup Group Qualification, World Beach Volleyball Competition, Asian Basketball League, Sepak Takraw Championship 2017, dan Kejuaraan Nasional Bowling 2018.

Dalam paparannya, Staf Ahli Amalia mencontohkan tiga negara yang telah sukses memaksimalkan manfaat venue dari major sport events. Pertama, Olympiade London 2012 dengan venue Olympic Park di London TimurPembangunan Olympic Park ini menjadi peluang bagi London Timur untuk mempercepat regenerasi di area yang paling miskin di London tersebut. Dengan manajemen khusus venue, Olympic Park yang telah dibangun diperbaiki dan dijaga kualitasnya, sehingga dapat memberikan daya tarik bagi pengunjung sebesar 1.45 juta pengunjung per tahun. Selain itu, Olympic Park ini juga memberikan dampak pada peningkatan pekerjaan sebesar 4.421 terkait manajemen venue dan fasilitas, press, dan broadcast centre.

KeduaOlympiade Sydney 2000 dengan venue Sydney Olympic Park. Setelah Olimpiade 2000 berakhir, pemerintah membentuk Badan Otoritas Sydney Olympic Park untuk memastikan keberlanjutan pemanfaatan venue ini di tahun-tahun berikutnya. Sydney Olympic Park berkembang menjadi tempat tinggal, wilayah komersial, retail, wilayah pendidikan, kegiatan olahraga, exhibitions, hiburan, dan tempat rekreasi, dengan total pengunjung 10 juta orang per tahun. Tercatat kurang lebih lima ribu acara yang diselenggarakan tiap tahun, diantaranya: pertandingan Liga Utama Australia, Rugby World Cup 2003, World Masters Games 2009, FIFA World Cup Qualifying Games, 2015 AFC Asian Football Cup, konser, maupun basecamp tim olahraga Australia. Selain itu, tempat yang sebelumnya menjadi wisma atlet ini kini dihuni oleh enam ribu rumah tangga.

KetigaOlimpiade Summer Beijing 2008. Setelah Olimpiade di Beijing berakhir, berbagai venue kemudian dimanfaatkan untuk beberapa fungsi, seperti: destinasi wisata, tempat penyelenggaraan event olahraga, pusat pelatihan atlit, tempat acara serbaguna, pusat perkantoran komersial, dan pendidikan. Tidak hanya pemerintah dan BUMN, untuk pemanfaatan yang lebih baik venue tersebut juga dikelola swasta dan universitas. Terdapat enam belas venue yang dimiliki dan dikelola pemerintah dan BUMN, tujuh venue oleh Komite Olahraga China, enam venue oleh universitas, serta dua venue oleh pihak swasta. Setelah acara berlangsung hingga tahun 2011, venue olimpiade tersebut telah dikunjungi oleh sekitar 100 juta orang.

Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan dampak langsung penambahan jumlah pengunjung akibat penyelenggaraan Asian Games 2018 di Palembang adalah sebesar 175.029 orang, terdiri atas 66.029 wisatawan mancanegara dan 108.999 wisatawan nusantara. “Hasil survei terakhir kami menggunakan Mobile Positioning Data, jumlah wisatawan mancanegara yang hadir selama Asian Games 2018 mencapai 400 ribu orang, dimana 30 persen dari total tersebut ke Palembang, dan paling banyak berasal dari warga negara China, kemudian Jepang, dan Korea. Untuk itu, kita perlu menjaga citra positif Palembang yang sudah terangkat oleh Asian Games dengan popular memory. Citra ini harus terus dipelihara dan digaungkan, sehingga memberikan dampak positif jangka panjang untuk kenaikan kunjungan wisata di masa depan,” ujar Staf Ahli Amalia.