Bappenas Dorong Pengembangan dan Pengawasan Produk Rekayasa Genetika (PRG) untuk Ketahanan Pangan Nasional

Kementerian PPN/Bappenas terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pengembangan dan pengawasan Produk Rekayasa Genetika (PRG) sebagai bagian upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Audiensi antara Kementerian PPN/Bappenas dan International Rice Research Institute (IRRI) membahas berbagai langkah konkret guna memastikan PRG dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia, Rabu (8/1). “Beras telah menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia sejak lama. Sejak 1960-an hingga hari ini, persoalan terkait beras masih menjadi isu yang berulang. Hampir 50 tahun berlalu, namun persoalan beras tetap menjadi salah satu permasalahan utama. Saya kira, sudah saatnya kita mengakhiri situasi ini,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy.

PRG yang beredar di Indonesia diwajibkan memenuhi syarat keamanan lingkungan, pangan dan pakan, serta sesuai ketentuan perundangan berlaku. Peraturan ini mencakup aspek keamanan hayati, pengawasan dan pengendalian varietas tanaman PRG, serta pengawasan pangan berbasis PRG. Pemerintah memastikan setiap tahapan proses, mulai dari penelitian hingga distribusi, diawasi secara ketat untuk menjaga kualitas dan keamanan produk. Kerja sama antara Indonesia dan IRRI menghasilkan inovasi penting dalam bioteknologi, seperti pengembangan Golden Rice dan INPARI IR Nutri Zinc. Golden Rice, varietas padi yang diperkaya vitamin A, saat ini sedang menjalani uji keamanan lingkungan di empat lokasi, yaitu Bogor, Subang, Kuningan, dan Serang. Sementara itu, INPARI IR Nutri Zinc, varietas padi kaya zinc yang dirilis pada 2019, telah berhasil ditanam di 200 ribu hektar lahan pertanian, terutama di daerah prioritas dengan prevalensi stunting tinggi.

Menteri Rachmat Pambudy juga menegaskan pentingnya PRG dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. PRG tidak hanya dikembangkan untuk meningkatkan hasil produksi, tetapi juga untuk memperbaiki kualitas gizi masyarakat, dengan tetap menjaga keamanan dan keberlanjutan lingkungan. Indonesia mengundang berbagai pihak untuk turut serta mendukung pengembangan bioteknologi yang berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya kolektif untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan. “Persoalan beras tidak boleh lagi menjadi isu yang terus-menerus muncul. Jika kita melihat negara maju, mereka tidak pernah menjadikan makanan pokok sebagai masalah utama. Semoga melalui upaya bersama, kita bisa memastikan bahwa ketahanan pangan, khususnya terkait beras, bukan lagi menjadi tantangan bagi bangsa ini,” tutup Menteri Rachmat Pambudy.