Usung IA-Cepa Indonesia-Australia Tingkatkan Kerja Sama untuk Pemulihan Ekonomi

Kementerian PPN/Bappenas dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyelenggarakan pertemuan virtual IA-CEPA Supporting Economic Recovery Through Partnership pada Selasa, (21/9). Diluncurkan sejak 5 Juli 2020, IA-CEPA atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement adalah bentuk kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia yang menawarkan peluang dua arah dalam perdagangan barang dan jasa, penanaman modal, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. IA-CEPA juga mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19. 

Untuk mendorong optimalisasi IA-CEPA, dalam forum Pertemuan Menteri Perdagangan dan Investasi Indonesia dan Australia pada 6 Juli 2021 lalu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia meluncurkan Katalis, program yang menghubungkan dunia usaha, akademisi, dan sektor publik dari kedua negara untuk bisa berkolaborasi secara efektif. Katalis berperan sebagai pendorong kolaborasi dan keikutsertaan Indonesia dalam rantai nilai global, searah dengan Visi Indonesia 2045 yang menargetkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045.

“Katalis diharapkan membawa perluasan akses pasar, integrasi pasar yang lebih baik, dan kemampuan yang lebih tinggi terutama di bidang manufaktur pangan dan sektor jasa. Kami mendorong semua pihak yang terlibat, termasuk pemerintah, pihak swasta dan akademisi, untuk memanfaatkan peluang berharga yang disediakan Katalis berupa nasihat terpercaya, jaringan lokal, wawasan pasar, dan pengembangan kemampuan bagi setiap pemangku kepentingan. Indonesia menyambut baik tonggak pencapaian ini bagi masa depan yang menjanjikan untuk kemitraan ekonomi Indonesia-Australia yang lebih dalam. Ini juga merupakan landasan yang luar biasa bagi kedua negara untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa secara virtual.

Lokasi strategis dan didukung pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, Indonesia dan Australia berada di posisi yang tepat untuk menjalankan kemitraan baru dan berkembang. Dengan populasi usia muda dan ekonomi yang berkembang pesat hingga mencapai lebih dari satu triliun dolar, Indonesia adalah negara dengan peluang yang luar biasa, sementara Australia adalah negara maju berpendapatan tinggi dengan layanan dan keterampilan kelas dunia.

Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan menekankan komitmen Australia untuk mendorong optimalisasi peluang IA-CEPA demi peningkatan kualitas kemitraan antara kedua negara. “Katalis merupakan program pertama semacamnya di bidang perjanjian perdagangan bebas bilateral, dan menunjukkan komitmen Australia untuk memaksimalkan kesepakatan kita. Katalis akan mendukung kemitraan yang lebih dalam untuk meningkatkan investasi perdagangan bilateral. Saya mendorong pelaku usaha di kedua negara untuk memanfaatkan peluang yang disediakan Katalis,” tutur Menteri Tehan. 

IA-CEPA Supporting Economic Recovery Through Partnership turut menampilkan diskusi panel yang menghadirkan sejumlah perwakilan dari pemerintah, akademisi dan dunia usaha, yakni Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti; Acting Minister Councilor (Economic, Investment and Infrastructure) Kedutaan Besar Australia di Jakarta Todd Dias; Wakil Rektor Monash University Prof. Andrew MacIntyre; Direktur Utama Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho Pranatyasto; Vice President Public Policy, Government Relations and CSR Traveloka Rr. Widyasari Listyowulan; dan Direktur Utama Ironbark Citrus Susan Jenkin. Dalam diskusi tersebut, para pembicara sepakat bahwa kerja sama internasional yang erat, khususnya antarnegara tetangga, menjadi salah satu strategi penting untuk menghadapi Covid-19.

Katalis mendukung implementasi IA-CEPA dalam tiga sektor prioritas: agrifood, advanced manufacturing/jasa, dan keterampilan. Dalam menjalankan aktivitasnya, program ini bekerja secara erat dengan komunitas bisnis, baik di Indonesia maupun Australia, untuk mewujudkan katalisasi kemitraan komersial bilateral yang mengatasi regulasi perdagangan serta berinvestasi dalam peningkatan keterampilan tenaga kerja dan perusahaan. “Tantangannya sekarang, setelah program vaksin diluncurkan di kedua negara, adalah bagaimana membangun ketahanan dan memfasilitasi kemitraan bisnis-ke-bisnis yang akan membantu pemulihan yang kemudian bermanfaat untuk melampaui hubungan perdagangan dan investasi bilateral yang ada sebelum pandemi Covid-19,” ungkap Direktur Katalis Paul Bartlett.