SUN Indonesia Annual Meeting 2019: Turunkan Angka Stunting, Bappenas Upayakan Kolaborasi Multisektor Dan Multipihak
Berita Utama - Jumat, 20 Desember 2019
JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menekankan penganggaran program/kegiatan di K/L harus berdasarkan intervensi yang tajam dan jelas sasarannya, seperti filosofi leher burung. Untuk keberhasilan penurunan stunting diperlukan tiga hal. Pertama, coverage, target harus jelas, tidak hanya persentase tetapi juga jumlah nominalnya. Kedua, kualitas, intervensi harus sesuai standar yang ditetapkan dan diterima seluruh target sasaran. Ketiga, compliance, dikonsumsi target sasaran sesuai ketentuan. Misalnya, tablet tambah darah harus dikonsumsi ibu hamil selama 90 hari. “Saya harap pertemuan ini juga memberikan rekomendasi strategis bagi peningkatan efektivitas implementasi intervensi penurunan stunting dan penguatan kolaborasi antar networks untuk mewujudkan status kesehatan dan gizi yang optimal,” jelas Menteri Suharso dalam acara Scaling Up Nutrition Indonesia Annual Meeting 2019: “Bekerja Bersama Turunkan Stunting”, Jumat (20/12) di Double Tree Jakarta.
Sejak 2011, Indonesia menjadi satu dari 61 negara yang tergabung dalam gerakan global percepatan perbaikan gizi yang diinisiasi PBB yang dikenal sebagai Scaling Up Nutrition (SUN) Movement. Sebagai tindak lanjut keikutsertaan Indonesia dalam gerakan tersebut, Pemerintah Indonesia menetapkan Perpres No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang difokuskan pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Gerakan ini sejalan dengan prioritas percepatan penurunan stunting yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024.
Selaku SUN Government Focal Point, Kementerian PPN/Bappenas mengoordinasikan upaya multipihak perbaikan gizi melalui penguatan jejaring yang dikenal sebagai SUN networks. Saat ini, terdapat 23 Kementerian/Lembaga dari sektor pemerintah, 29 dunia usaha anggota SUN Business Network (SBN), 29 organisasi masyarakat madani anggota SUN Civil Society Organization (CSO), 11 universitas dan 13 organisasi profesi anggota SUN Academia, 11 mitra pembangunan anggota Donor and UN Country Network on Nutrition (DUNCNN), dan media.
SUN Indonesia Annual Meeting 2019 yang diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas ini merupakan pertemuan nasional sebagai sarana berbagi pengetahuan dan pembelajaran inovasi dan praktik baik antar pemangku kepentingan serta mendiskusikan tantangan dan upaya perbaikan ke depan. Dihadiri 600 peserta perwakilan dari 23 kementerian/lembaga, 34 pemerintah provinsi, perwakilan pemerintah kabupaten/kota, mitra pembangunan, organisasi masyarakat dan keagamaan, dunia usaha, pakar, serta perguruan tinggi dan organisasi profesi.
Menteri Koordinator Bidang PMK menegaskan pentingnya upaya mengatasi masalah stunting untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, maju dan berdaya saing. Untuk itu, perlu dipastikan koordinasi lintas sektor dan pemangku kepentingan dapat berjalan secara efektif mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat desa. Acara dilanjutkan dengan talkshow “Kolaborasi Multipihak dalam Penurunan Stunting” dengan pembicara Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari, Bupati Banggai Herwin Yatim, Co-Chair of the SUN Global Business Networks Advisory Group Axton Salim, dan Rektor Universitas YARSI Prof. Fasli Jalal.
SUN Indonesia Annual Meeting 2019 memberi kesempatan saling bertukar cerita sukses dan praktik baik dalam penurunan stunting pada sesi paralel dengan empat tema, yaitu responsible bussiness, mobilisasi sosial dan pemberdayaan masyarakat, leveraging partnership for results, dan peran akademia dalam pendampingan daerah. Hasil sesi ini disampaikan masing-masing lead SUN networks dalam diskusi panel “Tantangan dan Rekomendasi Penguatan Kolaborasi Networks ke Depan”. Diakhiri epilog pembelajaran yang telah diperoleh dari pelaksanaan SUN Movement di Indonesia oleh Drajat Martianto dan arah penguatan kolaborasi lintas sektor dan konvergensi program penurunan stunting ke depan oleh Deputi Bidang PMMK Kementerian PPN/Bappenas Subandi.