Serah Terima Laporan Pelaksanaan MDGs 2013-2015: Indonesia Memiliki Modal Kuat Jalankan SDGs
Berita Pembangunan - Kamis, 11 Februari 2016
JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas hari Rabu (10/2) menyelenggarakan pertemuan dalam rangka penutupan proyek dukungan percepatan pencapaian Program MDGs di Ruang SS-1 Bappenas. Hadir dalam acara tersebut Deputi Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sarjoko; Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Theresia Ronny Andayani; dan The Head of the UNDP Indonesia’s Democratic Governance and Poverty Reduction Unit (DGPRU), Nurina Widagdo.
Tujuan pertemuan ini adalah untuk menutup proyek kerjasama Indonesia dengan UNDP dalam mendukung percepatan pencapaian, sekaligus pemaparan best practices pencapaian proyek dukungan percepatan program MDGs yang disampaikan oleh Direktur Theresia Ronny Andayani.
Selain itu, dilakukan pula seremonial serah terima laporan pelaksanaan MDSGs tahun 2013-2015 dari Theresia Rony Handayani, selaku National Programme Director kepada Deputi Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas.
Untuk diketahui, Program MDGs telah disepakati oleh banyak negara sejak tahun 2000, dan pada 2010 Indonesia memiliki Instruksi Presiden mengenai program pembangunan yang menekankan penting-nya agenda percepatan MDGs di Indonesia.
Perwakilan dari UNDP di Indonesia, Nurina Widagdo, menyampaikan bahwa UNDP menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara percontohan untuk Best Practices. Sebab, dalam kurun waktu 5 tahun Indonesia mampu mengakselerasi dan dapat menyelesaikan program MDGs Acceleration Framework (MAF). Meskipun, menurut Subandi masih ada beberapa target MDGS yang belum bisa dicapai dan yang masih harus diupayakan dalam pembangunan berkelanjutan 2016-2030.
“Dari berbagai pengalaman yang kita peroleh selama 5 tahun pelaksanaan MDGs, kita menjadi lebih siap dalam melaksanakan SDGs. Kita memerlukan masa transisi yang baik dari MDGs ke SDGs baik terkait kesiapan institusi, koordinasi, strategi komunikasi dan advokasi, strategi kemitraan, ketersediaan sumber data, dan dukungan pembiayaan untuk SDGs. Jadi ini akan menjadi modal kita ke depan,” ujarnya.
Ada beberapa hal dan yang masih menjadi ‘pekerjaan rumah’ di tahun 2016. Pertama, memberikan penghargaan kepada Pemerintah Daerah yang berhasil mencapai target MDGsnya dengan baik. Kedua, menggunakan pengalaman implementasi MAF untuk meningkatkan kinerja pencapaian sasaran SDGs secara komprehensif. Ketiga, memperkuat strategi mobilisasi sumber daya untuk mendukung SDGs. Keempat, mengintegrasikan SDGs ke dalam agenda pembangunan daerah.
Langkah selanjutnya dengan berakhirnya pertemuan ini adalah persiapan finalisasi laporan MDGs yang berisikan perjalanan dan capaian MDGs tahun 2000-2015 yang akan di-launching bulan Maret 2016, persiapan pemberian MDGs Awards, dan pelaksanaan SDGs ke depan.