Seminar Nasional ke-4 Perkembangan dan Metode Pembelajaran Ilmu Ekonomi Pendekatan Ekonomi dalam Evaluasi Kebijakan
Berita Utama - Kamis, 29 September 2016
Pemerintah Indonesia masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, kondisi ekonomi global masih lemah sehingga berimbas terhadap turunnya harga komoditas dan juga harga minyak.
Situasi yang dialami Indonesia tak jauh berbeda jika dibandingkan dengan beberapa negara besar lainnya, seperti Amerika dan Tiongkok, yang ekonominya juga masih berjuang untuk tumbuh. Hal ini tentu dapat berdampak pula bagi tanah air mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia tak lepas dari perkembangan pertumbuhan negara raksasa ekonomi dunia.
“Fenomena China yang dulu mendominasi dunia dengan pertumbuhan ekonomi hampir sepuluh persen saat ini sudah tidak lagi ditemui. Malah, China berusaha megupayakan berbagai cara agar pertumbuhan perekonomiannya dapat tumbuh di atas enam persen, bukan di bawah enam persen,” jelas Menteri Bambang.
Selain pertumbuhan ekonomi negara dominan seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, Indonesia juga mendapat pengaruh dari volatile market. Fluktuasi harga dan valuta asing berkontribusi bagi kemampuan Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi.
“Ekonomi Indonesia pada tahun 1997-1998 sempat mengalami collapse karena krisis market yang cukup parah, lalu adanya recovery, krisis berangsur pulih. Jika dibandingkan, sekarang untuk memprediksi bagaimana pertumbuhan ekonomi, cukup sulit karena banyak hal-hal di luar dugaan terjadi,” tutur Menteri Bambang. Terlebih, jatuhnya harga komoditas mengakibatkan ekspor melemah.
Untuk mengatasi isu dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi, Indonesia tengah mengalami masa peralihan ekonomi, dari ekonomi berbasiskan komoditas ke ekonomi investasi yang menciptakan nilai tambah seperti manufaktur.
“Ada dua hal penting agar pertumbuhan ekonomi tumbuh tinggi, melalui investasi dan ekspor komoditas. Langkah awal telah dimulai dengan melakukan program hilirisasi dalam penciptaan nilai tambah, yang dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang dihasilkan di Indonesia,” papar Menteri Bambang.
Beliau juga menambahkan, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan paket kebijakan seperti pemberian insentif bagi peningkatan nilai tambah di Indonesia, seperti memudahkan perizinan investasi, melalui tax allowance, serta penyederhanaan regulasi bagi investasi dan pengolahan dalam negeri.