Revitalisasi Industri untuk Pemulihan Ekonomi Saat Pandemi

Kementerian PPN/Bappenas menggelar Webinar#1 Road to Indonesia Development Forum (IDF) 2021: Prospek Pemulihan Ekonomi Melalui Revitalisasi Industri, Rabu (29/7). Ketua Pelaksana IDF Josaphat Rizal Primana menjelaskan, tema IDF tahun ini adalah Indonesia Future Industrialization Paradigm Value Creation and Adaptive Capasity for Social Economic Transformation, bertujuan untuk mendorong akselerasi transformasi ekonomi yang dirasa masih menunjukkan masih lambat dan bahkan mengalami pelambatan dari tahun ke tahun.

Senada dengan Josaphat, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Bambang Prijambodo menjelaskan aktivitas ekonomi dan perdagangan dunia saat ini relatif turun akibat Covid-19 meskipun ada perbaikan di Juni, terutama sebagai konsekuensi pembatasan sosial di berbagai negara. Pemerintah melakukan beberapa instrumen kebijakan. Pertama, memprioritaskan masalah kesehatan masyarakat. Kedua, membantu masyarakat dan sektor-sektor yang terdampak cukup berat oleh pandemi. Ketiga, menggerakkan kembali ekonomi secara bertahap dan tepat dengan menerapkan protokol kesehatan sampai krisis berakhir.

Selain melalui kegiatan ekonomi, upaya rangkaian global untuk menemukan vaksin atau anti virus juga harus dipercepat dengan dukungan dari WHO. Kolaborasi Litbang dan industri juga menjadi sangat penting agar dapat menemukan vaksin dan obat lain untuk pandemi supaya kondisi dapat pulih kembali. Seperti yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021, pemerintah sepakat untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial.

Pemulihan ekonomi mencakup industri, pariwisata dan investasi, yang akan dipercepat pemulihannya pada 2021. Industri diupayakan tumbuh lebih besar atau paling tidak sama dengan target PDB yaitu sebesar 4,5-5,5 persen, industri diharapkan tumbuh 4,5-4,7 persen. Artinya share industri meningkat dan jangan sampai turun lagi, tidak ada deindustrialisasi. “Industri kita merupakan kekuatan yang penting untuk kita tumbuh menjadi negara tidak saja pendapatan tinggi, yang sekarang kita mencapai Upper Middle Income, tetapi juga menjadi negara maju dengan target pada 2030-an menjadi negara pendapatan tinggi. Kemudian pada 2045 kita menjadi negara maju,” imbuh Bambang.

 

Bambang juga menyebutkan pentingnya kawasan industri tidak hanya dibangun, tetapi juga harus disiapkan dengan strategi industri yang disesuaikan dengan kapasitas dan keragaman sumber daya alam di lokasi kawasan industri tersebut berada. “Yang tidak kalah penting adalah memanfaatkan potensi domestik, demand kita, agar masalah substitusi impor juga menjadi perhatian kita, dengan kandungan dalam negeri semakin besar tanpa harus terlalu protektif, tapi kita harus selalu memberi perhatian yang lebih besar pada kandungan dalam negeri kita,” pungkasnya.