Perspektif Islam Dalam Pembangunan Ekonomi
Berita Kerjasama - Rabu, 03 Februari 2016
JAKARTA – Direktorat Keuangan Negara dan Analisa Moneter Bappenas bekerja sama dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menyelenggarakan kuliah umum bertema Fiscal and Monetary Policy in Islamic Perspective, Selasa (2/8).
Hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Kepala Departemen Bank Indonesia, Kepala Eksekutif Pengawas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), para akademisi dari Universitas Paramadina, UIN Jakarta dan Universitas Trisakti, serta pegawai Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan.*
Kuliah umum ini diisi oleh Prof. Masudul Alam Choudhury, PhD. Beliau merupakan pengajar di Cape Breton University Canada, dan sekaligus International Chair of Islamic Economics and Finance.
Kuliah umum ini bertolak dari pandangan akan kondisi ekonomi Islam yang berkembang sangat pesat, tidak terkecuali di Indonesia. Ekonomi Islam dianggap dapat menjadi sistem ekonomi alternatif di samping sistem kapitalisme. Untuk lebih memahami tentang ekonomi Islam, terutama dalam kaitannya dengan proses pembuatan kebijakan ekonomi, profesor yang akrab disapa Choudhury ini hadir sebagai pembicara. Adapun tema besar penjelasannya adalah seputar metodologi tauhid yang dapat menjawab tantangan dunia keuangan dewasa ini.
Perspektif Islam ini hadir dalam kajian ekonomi terutama mengenai fiskal dan moneter. “Tawhid means the Qur’anic monotheistic law unity of knowledge. As the divine monotheistic law, Tawhid explains the generality and details of the world-system and its particulars by its unique methodological world view of unity of knowledge,” jelas Choudhury.
Pada intinya dalam sistem ekonomi ber-perspektif Islam, sangat dimungkinkan terjadinya kesejahteraan bersama yang dapat membuat pembangunan di bidang ekonomi dapat berjalan maksimal.
Salah satu tantangannya adalah berhubungan dengan kebijakan. Butuh peran aktif pemerintah untuk menjalankan kajian ekonomi ini secara nyata. Choudhury percaya bahwa jika tauhid kompatibel dengan segala jenis bidang ilmu, termasuk dalam dunia ekonomi juga. Ia menegaskan bahwa sistem ekonomi berperspektif Islam dapat dijalankan tak hanya oleh umat muslim. ”Actually this is for transforming to be better economic fiskal and monetary policy. Tauhid is foundation of Islam thinking and can give great contributing to face world economic challenge,” ujarnya.*