Perlu Strategi Khusus Hadapi Penurunan Penduduk dan Aging Population

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Dialog Kebijakan bertajuk “Demografi Indonesia: Masa Depan yang Diinginkan” pada Selasa (11/7) di Aula Serbaguna SG 1-5 Bappenas. Acara dibuka oleh sambutan dan paparan dari Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P. S. Brodjonegoro.

Tujuan acara yang bertepatan dengan peringatan Hari Kependudukan Dunia ini menurut penjelasan Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan bappenas Rahma Iryanti dalam laporannya adalah untuk membahas perkembangan kependudukan di Indonesia dan perencanaan ke depan serta merespon transisi demografi yang saat ini berlangsung dengan cepat. Bappenas sebagai lembaga perencanaan memandang perlu mengadakan dialog antar pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengkaji implikasi peluang dan tantangan dari transisi demografi yang dihadapi Indonesia untuk menghasilkan terobosan dan inovasi dari para pemangku kepentingan yang relevan sebagai dasar untuk improvisasi kebijakan.

Hasil kerjasama antar lembaga bersama Lembaga Demografi (LD) FEB UI dan Pusat Studi Kebijakan Kependudukan (PSKK) UGM pun diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan kependudukan yang komprehensif. Menteri Bambang menyebutkan, “Pemerintah perlu strategi khusus dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk, mengingat tren penurunan penduduk dan aging population di masa mendatang dapat memengaruhi keseimbangan fiskal negara.”

Selanjutnya, dilaksanakan sesi tanggapan dalam panel yang moderatori oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto yang menghadirkan para pembicara antara lain: Annette Sachs Robetrson dari UNFPA yang menyampaikan paparan “Menjaga Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang”; Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Wendy Hartanto yang menyampaikan “Strategi Kebijakan BKKBN dakam Menjaga Pertumbuhan Penduduk yang Berkesinambungan”; Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina yang menjelaskan “Strategi Percepatan Penurunan Kematian dalam Menjaga Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang”; Sukamdi dari PSKK UGM yang memaparkan “Konsekuensi Transisi Penduduk terhadap Kebijakan Sosial”; serta Turro Selrits Wongkaren dari LD FEB Universitas Indonesia yang menjelaskan “Konsekuensi Transisi Penduduk terhadap Kebijakan Ekonomi”.

Selain itu, diselenggarakan pula sesi diskusi panel bertema Optimalisasi Transisi Demografi yang dipandu oleh Kepala Pusdiklat BPS Razali Ritonga yang diisi oleh para pembicara yaitu, Sri Moertiningsih Adioetomo dari FEB UI yang menjelaskan “Variasi Transisi Demografi Antar Provinsi”; Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Rahma Iryanti yang memaparkan “Transisi Demografi dan Dampaknya terhadap Ekonomi: Perspektif Jangka Panjang”; dan Tommy Firman dari SAPPK ITB yang menyampaikan paparan “Perpindahan Penduduk Menata Daya Dukung”.

Bappenas bersama-sama dengan BPS, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) dan ahli-ahli kependudukan yang terkait saat ini sedang menyusun update proyeksi penduduk berdasarkan data SUPAS 2015. Dalam proyeksi tersebut telah dibahas asumsi terkait angka kelahiran, angka kematian bayi serta migrasi. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor penentu dalam menjaga pertumbuhan penduduk ke depan.