Pemerintah Prioritaskan EBT untuk Penuhi Kecukupan Energi Nasional

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan pemerintah akan memperioritaskan penggunaan Energi baru Terbarukan (EBT) untuk memenuhi kecukupan energi nasional. Hal ini dijelaskan Menteri Bambang saat menjadi pembicara dalam Acara Indonesia Energy Efficiency and Conservation, Conference & Exhibition 2017 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center penggunaan Energi baru Terbarukan (EBT) untuk memenuhi kecukupan energi nasional. Hal ini (JCC).

“Kebijakan Energi Nasional (KEN) telah menyusun  target ambisius  untuk energi terbarukan  dari 23 persen tahun 2025, hingga 31 persen tahun 2050,” tutur Menteri Bambang dalam paparannya.

Menteri Bambang menilai penciptaan dan penggunaan energi baru terbarukan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat secara umum juga harus terlibat untuk memenuhi target pencapaian tujuan pembangunana berkelanjutan. Selain itu, isu energi baru terbarukan juga menjadi perhatian masyarakat global. Hal ini terlihat dari meningkatnya pengarusutamaan energi berkelanjutan (sustainable energy) yang dilakukan para aktor investasi global dalam menginvestasikan dana mereka.

Menutup sambutannya, Menteri Bambang menggaris bawahi bahwa untuk mencapai target SDGs termasuk tujuan ketujuh, yaitu energi bersih dan terjangkau, maka tahun 2030 membutuhkan kerjasama menyeluruh antara para pemangku kepentingan termasuk pemerintah, masyarakat, media, filantropis, swasta dan akademisi.

Menjawab pertanyaan wartawan sesaat setelah turun dari podium, Menteri Bambang kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk secara perlahan mengganti penggunaan energi berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan. Lebih lanjut beliau menepis anggapan bahwa harga EBT lebih mahal dibanding energi yang saat ini dipakai.

“Tarif listrik tidak berubah, yang berubah adalah skema subsidinya yang lebih tepat sasaran dan kombinasi energi primernya, dimana kita berusaha pelan-pelan  mengurangi  energi fosil dan lebih banyak yang renewable,” tegas Menteri Bambang.

Menanggapi pertanyaan tentang sektor ekonomi yang harus didorong  untuk memakai EBT, dengan lugas Menteri Bambang menjawab sektor manufaktur dan transportasi. Alasannya sektor manufaktur merupakan salah satu sektor yang mengkonsumsi energi besar. Sedangkan transportasi diarahkan untuk mengurangi pemborosan energi karena konsumsi bahan bakar fosil.