Menteri Sofyan: Terkait Validitas Data, Tak Ada Toleransi

JAKARTA (28/3) - Berkunjung ke Badan Pusat Statistik (BPS), Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menegaskan pentingnya prinsip nol kompromi dalam menghimpun dan mengolah informasi dan fakta agar menghasilkan data yang berkualitas. Itu berarti, validitas data harus menjadi prioritas.

“Jagalah kualitas dengan memegang prinsip bahwa data tidak bisa dikompromikan. Terkait revolusi mental, kita harus komitmen betul dan jangan toleran, apalagi dengan data,” papar beliau di Gedung BPS, Selasa pagi.

Menyambut Sensus Ekonomi 2016 yang digelar Mei mendatang, Menteri Sofyan meminta BPS untuk memantau jalannya proses pengumpulan data, terutama terkait kerja sama dengan mitra kerja. Pasalnya, pengisian kuesioner yang maksimal akan menghasilkan data yang berkualitas. Optimalisasi proses juga bisa diperkuat dengan penggunaan teknologi penunjang sehingga hasil yang terkumpul lebih akurat.

Lebih lanjut, Menteri Sofyan mengapresiasi langkah BPS untuk intens berdialog dengan Forum Masyarakat Statistik (FMS). Temuan yang didapat dalam setiap pertemuan tersebut dapat dianalisis dan ditindaklanjuti sehingga menghasilkan rekomendasi konkret bagi perbaikan kualitas data statistik. “Kalau merasakan ada data yang kurang tepat, lakukan investigasi,” tegas beliau.

Sependapat dengan Menteri Sofyan, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Kecuk Suhariyanto menyebut BPS masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan kualitas data, meski telah diganjar pujian dari International Monetary Fund (IMF) terkait kualitas data pertumbuhan ekonomi. Kecuk juga sepakat untuk memperhatikan common sense dalam penyusunan data statistik.

“Ketika BPS merilis data, benar-benar dipertimbangkan dan kami menjaga supaya mengacu pada standar internasional serta kualitasnya terjamin meski masih ada yang perlu di-improve,” tandas Kecuk.

Sementara itu, Kepala BPS Suryamin menuturkan pihaknya menyiapkan strategi revolusi data sebagai upaya untuk menerbitkan data sensus ekonomi berkualitas. Revolusi tersebut mencakup implementasi sistem statistik terintegrasi atau integrated statistical system. Strategi big data atau penerapan proses pengolahan, penyimpanan dan analisis data dalam jumlah besar dan cepat juga akan diterapkan.