Menteri Sofyan Djalil: Revitalisasi Kota Tua Harus Didukung dan Diartikulasikan

JAKARTA - Pada Kamis (17/3) Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil memberikan sambutan pada acara diskusi yang bertema “Adaptive Reuse Bangunan Bersejarah: Bagaimana Komunitas Kreatif Menghidupkan Kawasan Heritage” dalam rangka peresmian Gedung Olveh yang terletak di Kawasan Kota Tua.

Dalam sambutannya, Menteri Sofyan Djalil memberikan apresiasi atas terevitalisasi 18 gedung pada hari ini, yang salah satunya adalah Gedung OLVEH yang didirikan pada 1921 oleh C.P. Wolff Schoemaker.

“Saya mengapresiasi upaya revitalisasi Kota Tua ini. Hari ini kita lihat 18 gedung sudah direvitalisasi. Ke depan, pendekatan bagaimana merevitalisasi Kota Tua dapat dilakukan dengan cara benar. Karena sudah mulai kelihatan strukturnya,” ujar beliau pada sambutannya.

Menurut Menteri Sofyan, banyak masyarakat sekarang lebih memilih untuk tinggal jauh dari kota dikarenakan kesalahan di masa lalu yang tidak membangun infrastruktur secara tepat, sehingga masyarakat merasa tidak nyaman dan lebih memilih untuk tinggal jauh dari kota.

“Salah satu kesalahan yang paling fatal pembangunan kota kita adalah berdasarkan basis jalan raya. Perlu diketahui zaman dulu, kereta api tidak pernah menjadi perhatian. Tidak pernah pula penambahan rel. Saat itu, pemerintah tidak membangun infrastruktur secara tepat,” jelas beliau.

Belajar dari kesalahan itu, Menteri Sofyan menyarankan dengan munculnya ide kreatif ini maka akan menjadikan kota tua bukan hanya sekedar Kota Tua saja, namun sebagai alternatif yang tepat bagi masyarakat untuk bertempat tinggal.

“Kalau misalnya Kota Tua bisa dibangun menjadi tempat kehidupan yang normal, tempat bekerja dan bermain, dan ada fasilitas-fasilitas sosial, maka beberapa ruas daerah ini akan menjadi sangat atraktif. Barangkali orang akan lebih memilih tinggal di Kota Tua, dibandingkan dengan tinggal di daerah selatan,” tambah beliau.

Di diskusi ini, hadir juga Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur Daya Dimensi Indonesia Rainier Turangan, Dosen Jurusan Teknik Universitas Pelita Harapan David Hutama dan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Ahmad Djuhara.

Bangunan-bangunan yang berada di area Kota Tua Jakarta memiliki potensi dan dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu dengan fungsi baru yang dapat mendatangkan manfaat dan keuntungan, baik dari sudut ekonomi, budaya dan sosial atau biasa dikenal dengan Adaptive Reuse.

Pengembangan konsep Adaptive Reuse di Gedung OLVEH merupakan salah satu cara pemfungsian kembali sebuah bangunan bersejarah yang telah direvitalisasi untuk bisa adaptif terhadap kebutuhan zaman. Dalam diskusi ini, fokus utama pembahasan diletakkan pada bagaimana peluan pemanfaatan gedung-gedung bersejarah untuk bisa mengadaptasi kebutuhan usaha-usaha kreatif.

Di akhir sambutan, Menteri Sofyan menyatakan bahwa ide-ide kreatif seperti ini harus didukung, diartikulasikan, dan pasti mendapat dukungan dari Bapak Presiden. “Bagusnya demokrasi, new fresh idea bisa revolving. Saya merasa di masa pemerintahan Presiden Jokowi, ide-ide baru sangat mudah diterima. Kalau ada ide-ide yang kreatif dan out-of-the-box, kalau sampai ke Bapak Jokowi dan beliau menganggap itu ide yang bagus, maka let’s do it!,” pungkas beliau.*