Menteri PPN/Bappenas: Anggaran Riset Negara Maju 75 Persen Dari Industri

JAKARTA – Menyoroti rendahnya alokasi anggaran riset bersumber APBN maka Indonesia perlu meniru negara maju yang 75 persen dana risetnya disokong pihak swasta. Hal ini ditekankan oleh menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat memberikan orasi ilmiah pada acara Penganugerahaan LIPI Sarwono Award dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture Tahun 2017 di Auditorium Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pada Rabu (23/8).

Saat ini, anggaran yang disediakan Pemerintah melalui APBN untuk membiayai penelitian dan pengembangan hanya sekitar 0.1 persen saja dari PDB. Mengutip data World Bank 2013; UNDP 2016 sebagai perbandingan anggaran belanja publik untuk riset dan pengembangan di negara-negara Asia lain, seperti Malaysia (1,25%), Cina (2,0%), Singapura (2,20%), Jepang (3,60%), Korea Selatan (4,0%), dan negara-negara OECD seperti Jerman (2,90%), Swedia (3,20%), dan Amerika Serikat (2,75%). “Sekitar 80 persen berasal dari anggaran Pemerintah, hanya sekitar 20 persen saja berasal dari industri dan swasta,” tegas Bambang.

Lebih lanjut, Menteri Bambang menambahkan hal ini berbeda dengan negara yang sudah maju, anggaran riset dari sektor swasta atau industri mencapai 75 persen. Belanja publik yang terbatas dan minimnya kontribusi sektor swasta untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan menjadi alasan mengapa penelitian di Indonesia yang dapat menghasilkan inovasi belum berkembang optimal. Perlu dorongan dari pihak swasta untuk dapat berkontribusi lebih besar dalam kegiatan riset dan pengembangan. Menurut Menteri Bambang pemerintah perlu mengambil kebijakan terobosan dengan menawarkan double tax deduction, suatu hal yang lazim ditempuh di negara-negara lain.

“Kebijakan ini harus dimulai dengan melakukan amandemen atas pasal-pasal tertentu di dalam UU No. 28 Tahun 2007 tentang Perpajakan dan UU No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak Penambahan Nilai,” tuturnya.

Penganugerahan Penghargaan Ilmu Pengetahuan LIPI Sarwono Award dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture merupakan kegiatan keilmuan yang digagas LIPI dan dilaksanakan setiap tahun dalam rangkaian puncak peringatan HUT LIPI. Acara ini dimulai sejak tahun 2001 dan tahun ini merupakan gelaran yang ke-16.

Selain Menteri Bambang, hadir beberapa tokoh terkemuka yang pernah mengisi orasi ilmiah di ajang LIPI Award ini diantaranya: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati; mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadillah Supari; dan mantan Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan. Tahun ini penerima penghargaan LIPI Sarwono award adalah mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Azumardi Azra.