Menteri Bambang Raih Penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Institut Teknologi Bandung
Berita Utama - Rabu, 04 Juli 2018
Jakarta – Sebagai penghargaan atas kiprahnya dalam mendorong reformasi fiskal dan mengakselerasi pembangunan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meraih penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Penghargaan tersebut diberikan dalam Sidang Terbuka Institut Teknologi Bandung “Peringatan 98 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia” di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/7) pagi. Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengungkapkan, sebagai Menteri Keuangan 2014-2016, Menteri Bambang dinilai berjasa sebagai inisiator amnesti pajak dan reformasi pajak, serta berperan sentral dalam peningkatan kesejahteraan ASN, TNI, dan POLRI dengan menetapkan Tunjangan Hari Raya (THR) pada 2016 yang berlanjut hingga saat ini.
“Profesor Bambang telah meletakkan dasar pembangunan yang komprehensif, tidak hanya berwawasan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pemerataan berbasis pembangunan kewilayahan terintegrasi, serta pertumbuhan baru dan inisiator pembiayaan investasi non anggaran pemerintah yang saat ini menjadi inisiatif pembiayaan agar pembangunan tidak semata dilakukan dengan pembiayaan APBN,” ujar Rektor Kadarsah. Sebagai kampus terbaik dan tertua dalam pengembangan sains dan keteknikan sejak 98 tahun yang lalu, ITB pun turut memetik manfaat dari inovasi pembiayaan alternatif tersebut, yakni pembangunan kampus Cirebon dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi saya untuk menerima penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Institut Teknologi Bandung. Penghargaan ini tentu akan membuat saya semakin mengabdi untuk bangsa dan negara, mendorong kemajuan Indonesia melalui percepatan pembangunan dengan menerapkan inovasi berbasis riset,” ujar Menteri Bambang. Percepatan pembangunan nasional juga akan didukung oleh pembangunan IPTEK dan pengembangan program studi keteknikan yang mumpuni. Sebagai pioneer pengembangan ilmu keteknikan, ITB diharapkan semakin mampu melahirkan lulusan sarjana teknik yang dapat bersaing secara global, yang menurut Darmstadt (2006) ditandai dengan lima karakteristik utama: kompeten secara teknis (technically competent), berwawasan global (globally sophisticated), sadar budaya (culturally aware), inovatif, dan berjiwa wirausaha (entrepreneur).
Terkait wirausaha, sesuai data situs pembanding iPrice dan Venturra, ITB menjadi kampus yang paling banyak melahirkan pendiri start-up sukses di Indonesia. Setidaknya, ada 14 alumni ITB yang sukses di bidang start-up, di antaranya CEO Bukalapak Achmad Zaky, CEO Agate Arief Wihiyasa, dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra. “Start-ups yang sudah dikembangkan atau mulai berkembang di ITB, bisa menjadi yang terdepan, menjadi unicorn sehingga kemudian, di suatu saat di masa depan, ketika bicara perkembangan digital economy, tidak hanya China atau India, tetapi juga Indonesia. Untuk itu, pengembangan program studi sains dan keteknikan sangat penting untuk mendorong percepatan Indonesia sebagai negara maju dan kompetitif.” tegas Menteri Bambang.
Peringatan 98 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia berpijak pada berdirinya Sekolah Tinggi Teknik pertama pada tanggal 3 Juli 1920 dengan nama de Technische Hoogeschool te Bandoeng (THB). De Technische Hoogeschool te Bandoeng atau THB yang merupakan cikal bakal ITB yang menjadi yang terdepan dalam pengembangan ilmu keteknikan di tanah air. Peringatan 98 tahun ini menjadi sangat relevan dan tepat waktu seiring dengan transformasi teknologi yang sedang berlangsung demikian fenomenal, yang ditandai oleh proses digitalisasi, otomatisasi, jejaring siber, jendela internet, cloud database, dan pemakaian kecerdasan buatan.