Kunjungi Sentra IKM Tasikmalaya, Bappenas Bahas Strategi Perencanaan, Pemasaran, Hingga Operasional UMKM dan IKM

TASIKMALAYA – Industri Kecil dan Menengah (IKM) serta pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM) menjadi salah satu fokus agenda di hari kedua Kunjungan Kerja Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Gugus Tugas Kementerian PPN/Bappenas untuk Mempercepat Pembangunan Jawa Barat Bagian Selatan yang direncanakan berlangsung 23-28 Oktober 2020. “Bappenas ingin memastikan apakah kebijakan bantuan dari pemerintah pusat sudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM, mengingat data yang konkret di lapangan juga akan sangat membantu untuk perencanaan kebijakan yang sesuai untuk membantu para pelaku usaha. Data ini menjadi acuan kami menyusun rekomendasi tindak lanjut prioritas clearing house Sentra IKM Kota Tasikmalaya”, ujar Plt. Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam pertemuan koordinasi bersama Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya di Sentra Kerajinan IKM Tasikmalaya, Sabtu (24/10).

Usai pertemuan, Kementerian PPN/Bappenas mengunjungi pelaku UMKM untuk membahas strategi pengembangan UMKM dan IKM. Dari sisi persiapan dan perencanaan, perbaikan mekanisme perencanaan dan pengusulan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik IKM dan penyesuaian Rencana Kegiatan DAK TA 2021 Kabupaten Tasikmalaya agar selaras dengan konsep Sentra IKM dan kebutuhan operasional menjadi fokus ke depan. Dari sisi pemasaran, penjajakan peluang ekspor produk sentra IKM, diversifikasi dan standardisasi produk Sentra IKM untuk pasar ekspor, serta partisipasi pada pameran atau event skala nasional dan internasional juga menjadi fokus perbaikan. Dari sisi operasional, target selanjutnya adalah memastikan upskilling dan reskilling pengrajin Sentra IKM serta pengenalan konsep produksi berbasis sustainable production.

"Selain mendorong pelaku UMKM untuk mengenal produksi berkelanjutan semakin memanfaatkan marketplace digital, strategi lainnya adalah mereka bisa menjual secara berkelompok agar bisa menentukan harga bersama sehingga mereka bukannya bersaing, tetapi malah bekerja sama. Di situ terjadi transfer knowledge, saling berkomunikasi tidak hanya tentang produk, tetapi juga desainnya. Apa yang bagus atau sedang tren di pasar agar sehingga mereka bisa mengikuti perkembangan atau dinamika dari pasar itu," ujar Direktur Pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi Kementerian PPN/Bappenas Ahmad Dading Gunadi di sela kunjungan ke Sentra Bordir Tasikmalaya, Sabtu (24/10).

UMKM Indonesia memiliki potensi besar pada pasar domestik karena empat hal. Pertama, adanya bonus demografi yang membuat Indonesia akan memiliki penduduk usia produktif di atas 60 persen yang berpotensi menjadi creative class pada 2030 mendatang. Kedua, perkembangan gaya hidup digital membuat akses teknologi informasi dan komunikasi sudah menjangkau lebih dari 90 persen populasi Indonesia. Ketiga, peningkatan jumlah kelas menengah hingga mencapai 135 juta penduduk Indonesia yang diperkirakan akan berpenghasilan bersih di atas USD 3.600 sebagai konsumen pada 2030. Keempat, meningkatnya permintaan produk kreatif di pasar global, terutama untuk produk berbasis media dan ICT (content industry).