Kunjungan Delegasi Pemerintah Suriname ke Bappenas: Jajal Diskusi Pembangunan Sektor Pertanian dan Peternakan

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menerima kunjungan delegasi Pemerintah Suriname untuk mempelajari pembangunan sektor pertanian dan peternakan di  Indonesia pada Senin (24/7) di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas. Acara diawali dengan pidato pembukaan yang disampaikan oleh Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Slamet Soedarsono, Duta Besar RI untuk Suriname Dominikus Pratikno dan Resident Representative IDB Country Gate Office Indonesia.

Slamet Soedarsono menyebutkan Pemerintah Suriname ingin bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam bidang agrikultur. Untuk itu, diselenggarakan rangkaian kegiatan “Stregthening Indonesia-Suriname Development Cooperation Through Reverse Linkage Program Knowledge Sharing on Agriculture Development and Artificial Insemintaion for Cattle” bekerja sama dengan Kementerian Pertanian pada 24-27 Juli 2017 di Jakarta dan Malang.

“Pertemuan hari ini menjadi follow-up dari kunjungan Kementerian Pertanian sebelumnya ke Suriname, bahwa ada peluang besar kerjasama bidang pertanian khususnya peternakan. Inseminasi buatan ini menjadi sorotan dan dapat menjadi trigger (pemicu) teknologi  untuk mengembangkan peternak di sana juga meningkatkan produktivitas peternakan serta peningkatan pendapatan peternak di sana,” jelas Slamet Soedarsono.

Rangkaian kegiatan tersebut bertempat di Kementerian Pertanian, Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang, PTPN XII, Universitas Brawijaya, Desa Gading Kulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang, PT Greenfields Indonesia dan Koperasi Agro Niaga Jabung.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan antara lain, meningkatkan kerjasama pembangunan antara Suriname-Indonesia bidang pertanian dan dalam rangka reverse linkage dengan Suriname. Selain itu, berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang pembangunan bidang pertanian dan peternakan Indonesia kepada Kementerian Pertanian Suriname.

Duta Besar RI untuk Suriname Dominikus Pratikno pun menyebutkan bahwa selama ini kerjasama Pemerintah RI dengan Pemerintah Suriname lebih bersifat kultural dan untuk kerjasama di bidang ekonomi dan bisnis masih sangat kurang. Untuk itu dengan adanya program yang didukung oleh Islamic Development Bank (IDB) ini dapat menjadi kesempatan besar untuk membuka kerjasama yang lebih kuat dalam bidang ekonomi dan bisnis. “Maka ada opportunity yang bisa kita kembangkan di bidang ekonomi yaitu melalui reverse linkage program ini,” ujar Dominikus.

Slamet menambahkan, “Dengan adanya diplomasi budaya dan ekonomi, jika kerjasama ini berkembang bagus, suriname bisa menjadi alternatif pasar bagi produsen dan peternak dari Indonesia, saya rasa peluangnya besar sekali.”