Kementerian PPN/Bappenas Tekankan Urgensi Sensus Ekonomi 2016 bagi Pembangunan

JAKARTA (28/3) – Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan bertemu dengan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Gedung BPS, Selasa pagi. Pertemuan tersebut digelar untuk membahas strategi jitu pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 agar mampu menghasilkan data yang berkualitas. Menteri Sofyan menilai data sensus sangat berguna sebagai acuan untuk pembangunan. Karenanya, proses sensus ekonomi harus dikelola manajemen yang terlibat langsung. ”Saya apresiasi BPS sebagai lembaga statistik yang cukup dihormati di dunia. Melihat pentingnya data yang reliabel, reputasi dan integritas BPS harus tetap dijaga,” papar beliau.

Sebagai pemasok utama data bagi pembangunan, BPS harus terbuka atas segala informasi yang didapatkan serta gesit dalam menindaklanjuti temuan di lapangan. Sensus Ekonomi 2016 yang merupakan kali ke empat tersebut akan menjadi fondasi bagi pengukuran kegiatan usaha di Indonesia. Menteri Sofyan menyebut, selain kredibilitas manajemen penyelenggara sensus, integritas petugas sensus juga harus ditempa agar menghasilkan data berkualitas tinggi. “Kuncinya adalah kepedulian pada detail, perilaku yang baik, tidak mudah kompromi pada kesalahan dan mementingkan integritas,” ujar beliau.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan bahwa saat ini sekitar 340.000 petugas sensus sedang menjalani pelatihan yang berlangsung hingga akhir April mendatang. Tepat 1 Mei, ratusan ribu petugas tersebut akan langsung turun ke seluruh penjuru Indonesia untuk melaksanakan proses sensus. Anggaran yang dialokasikan untuk Sensus Ekonomi 2016 ini ditaksir berkisar Rp 2,3 triliun. 

Menurut Suryamin, 90 persen anggaran diplot untuk pos pembayaran upah kontrak petugas sensus, honor pengolahan, supervisi, dan elemen pelaksana sensus lainnya. “Kami menargetkan hasil dari sensus ekonomi lengkap dapat dirilis pada Desember 2016. Kami harapkan sedikit angka rincinya sesuai sensus lapangan sudah ada pada pidato Presiden tanggal 16 Agustus nanti,” tutupnya.