KB Salah Satu Program Family Planning Terbaik di Dunia

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P. S. Brodjonegoro menghadiri  Seminar Nasional bertema “Keluarga Berencana: Memberdayakan Masyarakat, Membangun Bangsa” yang digagas oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Hotel Bidakara, pada Senin (31/7). Dalam kesempatan itu, Menteri Bambang menyampaikan bahwa Kementerian PPN/Bappenas menaruh perhatian besar pada isu kependudukan sebagai dasar dalam menentukan arah pembangunan sekaligus mengapresiasi langkah BKKBN mendukung isu pembangunan berkelanjutan.

Indonesia telah mengalami perubahan demografi yang cepat dimana jumlah penduduk usia produktif terus meningkat dan mencapai puncak pada sekitar 2030. Dalam periode tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara dengan angkatan kerja terbanyak di Asia. Namun pada saat yang sama, angka ketergantungan mengalami peningkatan karena jumlah penduduk usia tua meningkat.

Seluruh wilayah di dunia mengalami perubahan struktur penduduk dengan pertumbuhan yang berbeda. Salah satu penyebab perubahan struktur penduduk yang cepat adalah penurunan tingkat fertilitas dan mortalitas. Indonesia telah melakukan upaya pengendalian angka kelahiran melalui Program KB.

“Program KB berhasil menurunkan jumlah anak per satu perempuan hampir setengahnya. Program KB secara tidak langsung juga telah berhasil memperbaiki tingkat kesehatan dengan menurunnya Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita. Hal ini menjadikan program KB menjadi salah satu program family planning terbaik di dunia,” tutur Menteri Bambang.

Untuk mempertahankan penurunan tingkat fertilitas menjadi 2,1, dilakukan melalui program KB yang konsisten baik di tingkat pusat maupun daerah. “Dampak positif program KB secara nyata telah kita rasakan bersama. Beberapa studi menunjukkan bahwa investasi pada program KB memberikan dampak positif pada dua hal pokok, yaitu peningkatan kualitas hidup perempuan, keluarga dan masyarakat, dan peningkatan produktivitas ekonomi yang tercermin dari peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan,” ungkap Menteri Bambang.

Provinsi dengan angka kelahiran kurang dari dua anak menyebabkan pengurangan penduduk produktif di masa depan, sehingga Pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan yang dapat menjaga pertumbuhan penduduk yang seimbang.

Beberapa strategi jangka panjang yang dapat dilakukan dalam menjaga keseimbangan penduduk tersebut, antara lain; pertama, pemerintah daerah perlu mengupayakan angka kelahiran pada tingkat replacement rate. Kedua, untuk tetap mendukung produktivitas yang tinggi dan mencegah arus perpindahan penduduk yang tidak terkendali, daerah tersebut perlu meningkatkan konektivitas dengan kota-kota satelitnya. Ketiga, menjamin pendidikan dan kesehatan anak berkualitas serta pengaturan waktu kerja yang fleksibel bagi perempuan dan laki-laki untuk meningkatkan partisipasi kerja lebih luas.

“Saya berharap hasil pertemuan ini dapat menjadi masukan berharga bagi para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan di dalam menyempurnakan kebijakan, strategi, dan program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana,” tutup Menteri Bambang.