Energi Baru dan Terbarukan Untuk Indonesia

JAKARTA – Pada Rabu (10/8), Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P. S. Brodjonegoro menghadiri sekaligus menjadi pembicara dalam acara The 4th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2016 di Jakarta Convention Center (JCC).

Menteri Bambang memaparkan perkembangan geotermal (energi panas bumi) dan terbukanya peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Indonesia sendiri masih menghadapi masalah pasokan energi, meski memiliki pelbagai sumber daya penghasil yang melimpah.

“Pemerintah terus berusaha menyediakan pasokan listrik memadai, mengingat Indonesia adalah eksportir batu bara terbesar di dunia. Indonesia memiliki potensi besar untuk menggunakan energi baru dan terbarukan, dari air hingga geotermal yang saat ini penggunaannya hanya eanm hingga tujuh persen,” jelas Menteri Bambang.

Indonesia kini berada dalam fase pergeseran kebijakan energi, dari bahan bakar minyak ke penggunaan energi baru dan terbarukan. Sejak lama Indonesia mengandalkan perdagangan energi dalam bentuk bahan mentah sebagai salah satu sumber pendapatan negara.

“Energi akan digunakan untuk membangun ekonomi Indonesia. Alih-alih ekspor, energi fokus untuk industri nasional agar bernilai tambah. Dua sasaran utama energi yaitu penuhi permintaan energi tanah air sehingga tidak tergantung pada impor secara masif,” papar Menteri Bambang.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kedaulatan energi menjadi salah satu fokus pembangunan. Pengembangan geotermal ditujukan untuk meningkatkan kontribusi energi baru dan terbarukan sekaligus melesatkan dampak ekonomi nasional dan regional. Dengan target enam belas persen pasokan energi baru dan terbarukan pada lima tahun ke depan hingga 23 persen pada 2025, Indonesia harus pecahkan tantangan optimalisasi energi ramah lingkungan tersebut.

“Bappenas berperan untuk mengoordinasi dan memandu proses pembangunan agar target dalam RPJMN dapat tercapai. Pendekatan holistik, terintegrasi, tematik dan spasial terus diimplementasikan dalam setiap proses perencanaan pembangunan, termasuk soal geotermal (energi panas bumi),” tutur Menteri Bambang.